50. Dinner

592 35 10
                                    

Oke, Aku berhasil mood ahahah...
Sesuai janji...
Mood = Double Up

Beneran sampe chapter 50 nih?
Wihhh... makasih banyak buat para Bubbles....🥹💙
Thank you udah ngeramein cerita ini...

Makasih buat semuanya yang selalu support Bluve...🦋
Sayang kalian....!💙

Yuk bisa yuk lebih rame lagi, biar Aku makin semangat buat UP-nya...
Bisa yuk, tembus 55K....

Buat yang udah follow, makasih banyak ya...
Kalian yang baru follow, WELCOME GUYSS...!!!
Semoga cerita Bluve gak ngebosenin, ya...

Tetap ramein VOTE and COMENT ya...
Oh iya, btw bantuin buat SHARE cerita Bluve ya, eheheh...

btw kalo ada typo, dimohon untuk memberitahu🙏🏻

•••

Kini, gadis bernama tengah El itu melangkahkan kaki jenjangnya di jalanan depan pusat perbelanjaan seusai belanja di salah satu Transmart Jakarta. Tentu kepergiannya ini tidak diketahui oleh Rayen, kalau tahu sudah tentu dirinya akan pergi bersama dengan cowo itu mengendari mobil Rayen. Tetapi, karena merasa dirinya butuh me time, Calista memilih diam-diam pergi tanpa memberi kabar pada kekasihnya. Calista pergi menggunakan ojek online. Seharusnya dia menggunakan mobilnya atas permintaan Dimas, tetapi gadis itu menolak dengan alasan macet.

Calista berjalan ke arah jalan raya untuk menuju halte, karena gadis itu memutuskan untuk menaiki Transjakarta. Kedua tangannya nampak mengantongi beberapa plastik belanja berwarna putih, banyak sekali barang di dalam kantong putih itu yang tak tahu apa isinya.

Beberapa langkah lagi sampai di halte, tiba-tiba saja atensinya teralihkan pada sebuah mobil putih yang berjalan begitu kencang dari arah kanannya. Lebih membuatnya kaget lagi, seorang ibu baya nampak berjalan santai di tengah jalan itu, membuat Calista dibuat panik, takut jika ibu tersebut akan ditabrak oleh mobil putih itu.

Calista gelagapan panik ketika mobil itu semakin dekat pada posisi ibu baya yang nyatanya masih menetap di tengah jalan, ibu tersebut seperti tengah mencari sesuatu di dalam tasnya.

"BU AWASSS....!" teriak Calista sekencangnya. Gadis itu tak berpikir panjang, dia langsung berlari ke tengah jalan guna menyelamatkan Ibu baya tersebut. Calista mendorong Ibu itu ke pinggir seberang jalan, hingga berhasil membuat mereka jatuh tersungkur di atas tanah.

"Awww..." pekik Calista saat jatuh dan siku kirinya mengenai batu krikil yang tajam. Mendengar suara pekikan itu membuat seorang Ibu di sampingnya langsung bangun setelah membersihkan pakaiannya yang kotor.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Ibu tersebut yang khawatir atas keadaan Calista.

Calista secepatnya bergelang seraya bangun dari jatuhnya. "Gak apa-apa, bu. Ibu ada yang luka?" tanya Calista balik dan dibalas gelengan kepala oleh Ibu baya tersebut.

"Makasih ya, udah nolongi saya. Kalau gak ada kamu, mungkin saya udah tertabrak mobil."

Calista tersenyum manis. "Sam-sama bu. Lain kali jalan di tengah jalan kayak gitu bu, bahaya." peringat gadis itu.

"Iya, saya tadi lagi cari handphone saya di tas."

"Jadi, udah ketemu handphonenya bu?"

"Udah kok. Keselip sama dompet saya."

"Eh, itu siku kamu berdarah..." lanjut Ibu itu yang matanya menangkap aliran darah segar keluar dari siku kiri Calista. Mendengar itu spontan Calista melihat sikunya dan ternyata benar, darah mengalih deras menghiasi lengan kanannya.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang