"Lo kemarin ke MCD deket rumah gue ya, Al?"
Gema yang tengah duduk di bangku kantin menatap lekat ke arah Alvaro. Dia begitu sangat serius melihat Alvaro yang sejak tadi hanya diam dan menatap layar ponselnya. Sehari Rey tidak masuk sekolah, sudah berhasil membuat sahabatnya itu berubah menjadi kulkas.
"Kok lo tau?" Alvaro segera mengakhiri aktivitas mengescrol beranda sosmednya.
Gema tersenyum tipis sembari menyeruput es jeruk miliknya sebelum akhirnya melipat tangan di atas meja. Sedangkan Rayen dan Nathan yang juga berada di satu meja dengannya hanya diam dan sibuk memainkan ponsel masing-masing.
"Kemarin gue liat."
Alvaro berkerut dahi. "Tumben gak koar-koar manggil gue. Biasanya lo paling heboh kalau ketemu orang yang lo kenal."
"Gimana cara manggilnya. Gue liatnya di status wa lo."
"Bangsat." umpat Alvaro sinis, sedangkan Gema menyengir bak kuda balap.
"Udah gue bilang, jangan nanggepi Gema." sahut Nathan menaruh handphone di atas meja dan mengambil stik kentang miliknya lalu dimasukkan ke dalam mulut.
"Sama aja lo berdua." Rayen masuk menimbrung.
Ekhemmm...
Suara deheman tiba-tiba terdengar dari arah belakang Alvaro. Menampakkan seorang gadis cantik dengan rambut hitam pekat yang terurai indah dan kedua tangannya yang bersembunyi di belakang tubuhnya. Mendengar itu langsung keempatnya melihat ke asal suara.
"G-gue mau manggil kak Rayen." dengan rasa gugup, gadis itu bersuara.
"Kangen lo sama gue?" sahut Rayen songong.
Gadis itu memutarkan bola matanya malas. "Najis." umpatnya.
"Njir, ngumpat lo?!" seru Gema kaget.
"Ada perlu apa manggil Rayen?" tanya Alvaro.
"Ada yang mau gue omongin sama dia."
"Yaudah ngomong di sini aja." ujar Nathan.
"Gak bisa. Gue butuh empat mata aja."
"Yaudah, kita kan berempat nih." Gema menunjuk ke arah para sahabatnya.
Nathan dengan spontan menampol pelan kepala Gema. "Gak gitu maksudnya sat!"
Rayen menghela napas dan bangun dari duduknya dengan tangan yang sibuk merapikan seragam sekolahnya. "Mau ngomong dimana?" tanya Rayen.
"Di roftoop."
•••
"Lo mau ngomong apa?"
"Lima menit gue izinin lo ngomong. Lebih dari lima menit gue tinggal." lanjut Rayen.
Sekarang keduanya sudah berada di roftoop sekolah dengan Rayen yang berdiri membelakangi Calista serta kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku celana. Calista masih diam di belakang Rayen dengan tangannya yang stay di belakang tubuhnya.
"Gue mau minta maaf sama lo." tutur Calista to the point.
Rayen mengernyitkan dahinya kemudian membalikkan tubuh ke arah Calista. "Dalam hal?" tannya Rayen.
Rasa takut yang sebenarnya menyelimuti gadis itu, ia tetap memberanikan diri untuk mengatakan kebenaran pada Rayen. Kebenaran dalam hal...
"Buku yang kemarin lo pinjemi ke gue, robek. Maaf, gue gak sengaja ngerobeknya." Calista mengeluarkan buku merah itu dari balik tubuhnya dan ia berikan pada Rayen. Cowo itu tercengang kaget, buku itu benar-benar robek parah di buat Calista. Bagian sampulnya yang tinggal setengah dan lembaran halaman yang hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...