Suara tapakan kaki berjalan di atas lantai terdengar jelas dan santai. Rupanya, sepasang kaki dua orang yang tak lain merupakan Rayen dan Calista, berjalan beriringan di koridor sekolah.
Hari ini adalah hari pertama Calista kembali sekolah setelah beberapa hari ia libur karena sakit. Kembali beraktivitas seperti biasanya, hal ini yang Calista rindukan.
Gandengan tangan di lengan Rayen tak pernah dilepas cewe itu dari parkiran hingga koridor. Rayen sama sekali tidak mempermasalahkan itu, justru dia senang dan terus membiarkan Calista menggandengnya posesif. Sedangkan tangan Rayen yang satunya masuk ke dalam saku celana.
Sepanjang perjalanan menuju kelas, tentu mereka menjadi sorotan banyak murid, tetapi mereka tidak menghiraukan itu. Dengan tatapan dingin dan wajah datarnya, Rayen terus menyorot depan jalanan koridor tanpa mengubris pandangan orang-orang ke arahnya dan Calista. Sementara Calista terus menebar senyuman ke arah anak-anak dan untungnya mereka semua membalas senyuman ramah gadis itu.
"Jalan sama kamu itu, aku serasa jadi artis tau gak." celetuk Calista terkikik.
Rayen mendengar itu tetapi tidak bersuara. Dia justru tersenyum dan mengeluarkan tangannya dari saku celana untuk mengusap puncak kepala Calista.
"CALISTAAAAA!!!"
Jeritan nyaring terdengar tiba-tiba dan siapa lagi kalau bukan dari trio toa? Queen, Kia dan Nana. Dari arah depan Rayen dan Calista, mereka melihat tiga cewe tengah berlari ke arah mereka serta dibelakang ketiga gadis itu terdapat empat cowo yang berjalan santai dengan aura dingin. Rey, Alvaro, Nathan dan Gema. Yapss, keempat cowo itu adalah mereka.
Calista seketika langsung melepaskan tautan rangkulannya dari tangan Rayen dan kemudian merentangkan tangan untuk menyambut kedatangan sang sahabat.
Grep!
Empat bersahabat itu menabrakkan tubuh mereka satu sama lain untuk melakukan pelukan. Mereka saling berpelukkan dengan senyum bahagia yang menghiasi pagi mereka hari ini.
"Akhirnya lo masuk sekolah juga."
"Gue seneng lo udah sembuh..."
"Kita kangen banget ngantin sama lo."
Celetukkan itu keluar dari Queen, Nana dan Kia. Mereka mengutarakan isi hati yang sempat di landa keterpurukan karena kondisi Calista waktu di rumah sakit.
Calista tersenyum dan mengamati manik mata ketiga sahabatnya secara bergantian saat pelukan mereka telah berakhir.
"Kangen banget gue sama lo pada." tuturnya.
"Jangan sakit lagi, ya. Kita khawatir sama lo..." ujar Kia.
"Ahahah iya. Maaf ya udah buat kalian khawatir. Tapi makasih banget loh, kalian masih peduli sama gue."
"Ya masih lah! Gimana sih, lo..." celetuk Queen.
"Hai Cal..." sapa para cowo-cowo yang baru tiba.
Calista mengalihkan perhatiannya ke arah cowo-cowo. "Hai..."
"Akhirnya masuk sekolah juga lo." tutur Alvaro bahagia.
"Iya Cal, kalau gak kan kasian Rayen, hampa di sekolah gak ada lo." Rey melirik sekilas ke arah Rayen, dan cowo pemilik nama Rayen itu hanya diam terkekeh.
Calista tersenyum dan ikut melirik ke arah Rayen kemudian kembali melihat Rey. "Iya nih, kasian ya. Lo semua pada bucin, dia malah bucin sama tembok." tukas Calista tertawa kecil.
"Nah bener itu! Lo gak tau kan, selama lo gak masuk sekolah, ni anak kerjaannya tidurrrr.... mulu. Kalau gak tidur ya selingkuh sama followers-followersnya itu." seru Gema memanas-manaskan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...