Nathan melempar ponselnya ke atas meja didepannya, sesaat setelah mengirim foto kepada Gema,Tentu kegiatannya itu mendapatkan perhatian dari kekasihnya, Kia.
"Kenapa dibanting gitu hapenya?" tanya Kia.
Dalam sebuah Cafe, sepasang kekasih itu berduduk ria di luar Cafe pada malam yang hampir mendekati jam dini hari.
"Gak papa. Kesel aja sama Gema." jawab Nathan sembari menyeruput coffenya yang hampir dingin.
Kia berangguk mengerti. Sudah biasa baginya untuk mendengar Nathan yang selalu kesal terhadap Gema. Memang dua manusia ini tidak pernah akur, meski keisengan semata yang terjadi diantara keduanya.
"Yaudah jangan dipikirin. Habisin minum kamu, udah mau dingin." Nathan berangguk saat mendengar penuturan kekasihnya.
Gadis yang sekarang mengenakan rok mini catur di atas lutut dan crop top putih itu, memasukkan satu buah stick kentang goreng ke dalam mulutnya seusai ia cocok ke dalam saus.
"Jadi, siapa yang bakal tanding di SMA Permana Jakarta?" Kia kembali bersuara.
"Rey, Rayen, Eric, Alvaro sama Aldy."
"Mereka pemain utama?" komentar Kia yang di angguki oleh Nathan.
"Berarti selebihnya cadangan dong? Termasuk kamu...?" lagi lagi Nathan mengangguk.
Beralih dari Gema dan Kia, sekarang menuju pada pasangan HTS yang sejak tadi terus bergelud di depan pagar rumah sang gadis. Dia Calista, sang pemilik rumah.
Calista dibuat syok dengan kedatangan Rayen yang secara tiba-tiba sudah berada di depan rumahnya. Beberapa menit lalu cowo itu mengirimkan pesan gambar ke room chat Calista, sebuah rumah besar yang tentunya rumah Calista, Rayen telah berada di sana. Calista yang terkejut pun langsung mengalir berlari keluar kamarnya untuk memastikan bahwa kakak kelasnya itu benar ada disana.
"Udah pulang aja. Mau ngapain sih kesini, udah malem. Gak tau waktu banget bertamu ke rumah orang!"
"Ini udah malam banget kak...!" lanjut Calista yang terus mendorong tubuh Rayen ke belakang.
Rayen tidak membalas. Cowo itu hanya diam mematung di depan Calista, membuat gadis itu terus mendorongnya meski nyatanya tubuhnya sama sekali tak bergerak dari tempat. Kelautan mendorong Calista benar-benar sangat tidak mempan membuat tubuh kekar seorang Rayen Andera bergerak dari tempatnya.
"Kak ish! Bandel banget di bilangin..." sebalnya Calista sinis.
Rayen terkekeh melihatnya. Paling suka ketika harus melihat wajah kesal gadis itu.
"Gue bilang pulang! Gue gak terima tamu!"
"Gue bakal pulang kok, tenang aja." Rayen akhirnya membuka suara.
"Yaudah buruan sana pulang! Udah disusir daritadi juga..."
Rayen tersenyum. "Gue bakal pulang tapi dengan satu syarat." katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Fiksi RemajaMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...