Ekhem...
Suara deheman berat itu berasal dari arah belakang seorang gadis yang tengah berdiri di bibir lapangan outdoor basket.Senyuman yang semula nyerkah seketika berubah datar seiring terdengar deheman itu dan membuatnya langsung berbalik badan ke belakang.
"Alvaro?!" kaget Queen.
Alvaro menghela napas pelan dan bersedekap dada dengan tatapan dingin. "Ngapain senyum-senyum kayak tadi? Mau caper?" tanyanya dengan mata yang sekilas melihat ke arah beberapa anak basket yang tengah latihan. Tentu anak-anak basket itu adalah tim dari Eric.
Queen menyatukan kedua alisnya. "Hah?" bingung Queen.
"Mau caper ke siapa? Caper ish..." ujar Alvaro datar, tentunya dengan wajah cemburu.
"Siapa yang caper? Aku gak ada caper... astaga."
"Terus kenapa senyum tadi?" Alvaro menurunkan tangannya dari sedekap dada.
"Aku gak ada senyum, Alvaro..."
"BOHONG!" seru cowo itu sampai membuat Queen terkejut.
"Bohong apanya? Kamu ini kenapa sih, sensi banget?"
"Yaudah gini aja deh. Kamu ngapain disini, kan bukan tim aku yang latihan?" tanya Alvaro.
"Ya gak papa lah. Kan ini lapangan sekolah, bebas dong aku mau kemana aja termasuk ke lapangan basket."
"Ya tapi aku gak lagi latihan, sayang..."
"AKU TAU! Aku tau kamu gak lagi latihan..." cetus Queen milai kesal. Alvaro selalu saja membuatnya terpancing emosi.
"Ya terus ngapain disini, hmmm?" wajah cowo itu didekatkan pada wajah Queen, hingga membuat gadis itu sedikit gelagapan.
"Aku cuma pengen liat trik bermain mereka. Ternyata masih kalah jauh sama kalian.Dan oke, iya tadi aku senyum, tapi itu bukan ngelirik cowo lain, tapi aku nginget setiap moment kamu berhasil masukkan bola ke ring." jelas Queen berusaha meyakinkan kekasihnya itu.
Alvaro nampak diam dan merubah posisi berdirinya menjadi tegak sempurna dan kembali bersedekap dada. Manik matanya dengan seksama menyorot ke bola mata Queen, di tatapnya begitu dalam dan sesekali melirik ke arah anak-anak basket yang masih fokus latihan di tengah lapangan.
"Oh gitu?" Queen berangguk sekali.
"Oke." final Alvaro kemudian berlalu pergi meninggalkan Queen.
Queen yang melihat tingkah aneh pacarnya pun langsung berkerut dahi dan menatap Alvaro yang melenggang pergi. "ALVARO!" teriak Queen yang mampu membuat sang empunya memberhentikan langkah dan berbalik badan.
Queen melihat kekasihnya telah berhenti melangkah. Langsung saja dirinya berlari menghampiri cowo itu. "Main pergi aja, gue gak di ajak?" tanya Queen.
"Males..."
"Dih... lu kenapa dah?"
"Gak papa..."
"Marah? Ngambek? Cemburu? Kan udah aku jelasin, Alvaro Rekadana..." geram Queen.
"Hmmm...." hanya balasan deheman sekilas yang di lontarkan Alvaro hingga emmbuat Queen menganga kaget.
"Kenapa sih?" Alvaro bergeleng cepat.
"Aku minta maaf deh kalau ada salah." dengan wajah memohonnya, Queen berucap di depan sang kekasih. Namun sayangnya, tak ada jawaban apapun dari Alvaro.
"Di maafin gak, nih?" tanya Queen.
Alvaro nampak diam dan menatap dingin kekasihnya, sebelum akhirnya mendekatkan pipi kanannya pada Queen, hingga membuat perempuan itu mengernyit dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
JugendliteraturMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...