72. UGD

566 35 11
                                    

"Sayang, kamu harus bertahan sayang..."

"By... Kamu pasti denger aku kan, kamu bertahan ya..."

Rayen terus saja bersuara di sepanjang perjalanan menuju UGD. Selama perjalanan di dalam ambulance tadi, tak henti-hentinya dia memegang tangan Calista dan menyalurkan rasa semangat pada kekasihnya hingga kini tiba di rumah sakit dan Calista akan di tangani di ruang UGD.

"Maaf dek, hanya bisa sampai disini saja." ucap seorang suster yang hendak menutup pintu UGD.

Rayen menurut. Dia memundurkan langkahnya dari ambang pintu ruang Unit Gawat Darurat tersebut. Ada tersedia bangku besi yang kosong di dekatnya, tetapi Rayen sama sekali tidak berniat untuk duduk. Rasa kekhawatiran terus menghantuinya hingga cowo itu nampak terlihat prustasi. Berulang kali Rayen mengusap wajahnya gusar dan mengacak-acak rambutnya. Pikirannya mulai melayang entah kemana soal keadaan sang kekasih.

"Jangan tinggali aku, by..." lirihnya seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok rumah sakit dan kepala yang menunduk.

"Kalau sempet gue nemuin orang yang udah bikin cewe gue begini, gak akan gue biarin hidupnya tenang." seru Rayen menyeringai.

"RAYEN!"

Nathan, Rey, Alvaro, Gema dan para cewe-cewe berlari dari pintu depan rumah sakit, menghampiri Rayen yang berada di depan UGD. Mereka terus berlari dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Mendengar namanya di panggil, langsung saja Rayen mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

Laki-laki itu kembali berdiri tegak saat tahu semua sahabat datang menyusulnya di rumah sakit.

"Gimana Calista?" tanya Nathan dengan napas tersengal.

"Masih di tangani di dalam." jawab Rayen.

"Lo pada kok pada bisa nyusul?" tanya Rayen.

"Sekolah mendadak langsung di pulangkan." jawab Queen.

"Siapa sih pelakunya? Gak mungkin kan kalau Calista jatoh sendiri...?" ujar Alvaro.

"Mungkin aja sih." celetuk Gema.

"Gak mungkin. Kita kan tau, dia kalau naik tangga selalu pelan."

"Kita juga gak tau kan, kalau di tangga ada air jadinya licin terus kepleset..." sahut Gema lagi.

"Enggak kak! Kita kan tadi lewat tangga dan sama sekali gak ada air." tutur Nana membenarkan.

"Gimana ceritanya Calista bisa keluar kelas dan kalian di dalam kelas?" tanya Rey.

"Calista tadi izin buat ke toilet, kak. Habis itu kita gak tau gimana jalan ceritanya sampe endingnya begini." Queen menjelaskan dengan mata yang terus berkedip khawatir.

"Ray, lo udah ngabari bokapnya Calista?" tanya Nathan yang di balas gelengan kepala oleh cowo itu.

"Kenapa gak lo kabari?"

"Gue gak mau om Dimas khawatir."

"Ya tapi kan gimana pun juga Calista punya bokap."

"Nanti, kalau Calista udah siuman aja." ucap Rayen santai.

Beberapa menit berlalu dan mereka semua masih stay menunggu di depan pintu UGD dengan perasaan campur aduk. Suster belum menunjukkan tanda-tanda untuk keluar dari dalam ruangan dan memberikan kabar soal Calista pada mereka. Lumayan cukup lama mereka menunggu dengan para cewe-cewe yang mulai letih berdiri.

Nana, Queen dan Kia telah terduduk di bangku besi panjang rumah sakit, sedangkan rich boy tetap stay berdiri bahkan Rayen berdiri di sudut dekat pintu UGD, agar saat suster keluar nanti ia akan menjadi orang paling pertama untuk menanyakan soal kondisi Calista.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang