55. Couple Receh

568 37 1
                                    

Ini pertama kalinya Rayen merasa kehidupannya begitu sangat hancur setelah sekian lama dia berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja di depan semua orang termasuk semua sahabatnya. Ayah Bundanya yang terlalu memikirkan masa depan perusahaan, sehingga tega untuk membiarkan Rayen seorang diri di Jakarta, sedangkan mereka selalu pulang balik keluar negeri. Perjodohan yang sebenarnya terjadi beberapa tahun lalu, adalah sebagai alasan agar perusahaan sang Ayah dapat bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang lumayan cukup ternama, meski memang nyatanya perusahaan itu adalah milik sahabat sang Ayah semenjak pria baya itu terjun ke dunia bisnis.

Semulanya memang Rayen setuju akan hal perjodohan ini tetapi tentunya dengan perasaan berat hati. Lagi pula, siapa yang mau jika harus dijodohkan dengan seseorang yang belum dikenal dan tanpa adanya ikatan cinta? Itu sungguh memberatkan. Saat itu memang Rayen sempat menolak, tetapi atas adanya desakan dari orang tua, membuatnya harus menerima. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan Rayen berubah sikap menjadi jauh lebih irit berbicara, berwajah datar atau sering disebut dengan panggilan kulkas.

Namun, tanpa disadari, sikap dingin seorang Rayen Andera tiba-tiba saja luluh dikala dia menemukan seorang perempuan cantik yang berhasil menaklukkan hatinya pada pandangan pertamanya.

Pandangan pertama? Yapps...
Sebelumnya laki-laki berumur 17 tahun itu sama sekali belum merasakan pacaran bahkan membuka hati untuk seorang perempuan saja tidak pernah. Entah apa yang spesial pada diri perempuan itu hingga mampu membuat hati Rayen terbuka untuknya. Tetapi, takdir berkata lain. Hubungan yang sempat di bangun beberapa bulan, tiba-tiba harus berhenti di tengah jalan.

"Katanya yang suka ngelamun itu bakal cepet mati." celetuk seseorang yang baru saja datang menemui remaja cowo pada balkon apartement dimana tepat di depan mereka telah di suguhi pemandangan sunset yang indah.

"Ngaco!" serunya saat mendengar suara itu dengan mata yang mengedar ke arah seseorang yang baru datang dari dalam apartemennya sembari membawa segelas air putih.

Someone tersebut menjatuhkan pantatnya di atas bangku dan menaruh gelas airnya di atas meja, seusai dirinya meneguk air minum itu sampai setengah dari gelas.

"Kenapa? Lo mikirin apa sih, Calista?" tanyanya membuka obrolan.

Rayen menghembuskan napas dan sedikit memijit pangkal hidungnya dengan punggung yang tersandar di bangku.

"Kalau emang kalian jodoh, pasti bakal balik lagi kok." lanjutnya.

Rayen menoleh ke arah sahabatnya, Rey. "Gue baru sadar, kenapa hubungan gue sama Calista kandas." ucapnya yang membuat Rey berkerut dahi.

"Apa?"

"Karena gue pernah bilang, gue gak bakal suka sama dia."

"Tapi sekarang lo suka sama dia." seru Rey.

"Iya gue sekarang memang suka, tapi hubungan gue yang jadi korban atas ucapan gue. Gue bilang gak bakal suka Calista, otomatis gak akan ada hubungan spesial di antara kita. Bener, gak?" jelas Rayen, tetapi Rey nampaknya masih menyerap masuk semua kalimat yang keluar dari Rayen.

Brak!
Rey memukul meja kecil di sampingnya sedikit keras hingga membuat Rayen terkejut.

"Makannya kalau ngomong itu dipikir dulu! Sok-sok an gak suka, sekarang jadi suka kan?"

"Nelen ludah sendiri, lo!" lanjut Rey bergeleng kepala.

"Bacot lo!" sentak Rayen.

"Lah fakta, kan!?" Rayen terdiam seribu bahasa. Apa yang Rey katakan ada benarnya juga, pikirnya.

Berpindah posisi, pada sebuah Mall Jakarta. Sepasang remaja berbeda kelamin itu nampak berjalan beriringan dengan tangan si cowo yang begutu posesif memegang tangan sang cewe. Seragam Exavier yang masih melekat ditubuh mereka, nampaknya tak menjadi alasan mereka malu berkeliling Mall. Begitu romantis di pandang kedua bola mata.

FIVE RICH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang