"Bodoamat! Gue pengen lo mati!"
Bruk!
Brak!Oh tidak. Sungguh naas. Kali ini semesta tidak berpihak pada Calista. Hari ini gadis itu harus merasakan sakit yang amat luar biasa dan bahkan kejadian yang terjadi pada dirinya sekarang sama sekali tak pernah muncul di pikirannya. Benar-benar jauh dari ekspektasinya.
Atas ulah Alexa yang mulai semakin naik pitam, tanpa rasa berdosa perempuan itu menjambak kuat dua kali lipat rambut Calista hingga membuat sang empu jatuh ke lantai bawah karena tak sanggup menahan diri di atas tangga.
Calista jatuh menggelinding di tangga sekolah hingga akhirnya mendarat di lantai dasar. Alexa terbelalak, ia tak menyangka kalau Calista akan benar-benar jatuh karena ulahnya. Karena tak ingin disalahkan, buru-buru dia pergi dari sana sebelum banyak murid atau guru yang melihatnya.
"Eh ada yang jatoh!" teriak salah seorang murid laki-laki yang mengetahui jatuhnya Calista.
Mendengar suara itu langsung murid-murid yang ada di dekat tangga mengacir mendekati Calista.
Di atas lantai berkeramik putih itu menampilkan bercak darah segar tepat dibawah kepala Calista. Sekarang gadis itu tergelatak lemah tak berdaya di lantai dan tidak sadarkan diri.
"Ini bukannya Calista?" tanya salah seorang murid yang mengenali wajah Calista.
"Eh iya. Ini mah Calista, pacarnya kak Rayen!"
"Panggil kak Rayen!"
"Bentar gue panggil ke kelasnya." ucap seorang cowo yang kemudian mengacir berlari menuju kelas Rayen.
"Kok bisa jatoh, gimana ceritanya?"
"Gak tau."
"Kasian woy... itu banyak darahnya..."
Sementara di kelas Rayen dan para sahabatnya, mereka masih sibuk mencatat soal di papan tulis. Hingga akhirnya tiba sesosok laki-laki yang ingin memberi kabar soal Calista.
Pintu diketuk beberapa kali oleh cowo tersebut sebelum akhirnya meminta izin pada sang guru yang tengah mengajar di kelas Rayen.
"Permisi pak, maaf. Saya mau manggil kak Rayen." ucapnya.
"Rayen, ada yang mencari mu." ucap guru laki-laki itu.
Rayen yang merasa namanya hanya satu-satunya di kelas, langsung saja dia bangkit dari duduknya dan menghampiri cowo itu di depan pintu kelas.
"Kenapa?"
"Kak itu... anu...."
"Santai ngomongnya, jangan buru-buru gitu."
"Gak bisa kak! Ini urgent!" pekiknya.
Rayen semakin dibuat bingung olehnya. "Ada apa?" tanya Rayen berusaha tetap tenang.
"Calista kak..."
"Calista kenapa!?" kaget Rayen yang langsung mendelik.
"Calista jatoh dari tangga kak. Banyak darah di sekitar kepalanya..."
"APAAAA!???"
"Sekarang, antar gue kesana!" lanjut Rayen dengan kepanikan yang mulai menguasai dirinya.
"I-iya kak..."
"RAYEN! MAU KEMANA KAMU!?" teriak pak Johan saat sadar muridnya pergi begitu saja tanpa permisi.
"RAYEN!" teriak pak Johan lagi.
Rayen memberhentikan langkahnya. "Gak ada waktu buat izin pak, pacar saya lagi butuh pertolongan!" seru Rayen kemudian kembali melanjutkan larinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...