"Gue cariin, ternyata lo disini." Nana mendatangi Calista yang berdiri tepat di depan cermin toilet. Mendengar suara Nana, tentu membuat gadis itu buru-buru mengusap air matanya yang sempat jatuh dan merealisasikan diri agar tak terlihat oleh Nana jika dirinya habis nangis.
"Kan gue emang pamitnya ke toilet." jawab Calista.
Nana berjalan pelan ke arahnya dengan perasaan penuh iba. Kekasih dari Rey itu meraih pundak kanan Calista hingga membuat sang empu langsung mengarahkan seluruh atensinya pada Nana.
"Lo ke sini gak buang air, lo nangis kan? gue tau itu, Cal." tutur Nana.
Calista bergeleng cepat. "Enggak. Gue beneran buang air kok, baru aja kelar." komentarnya.
Nana menyunggingkan senyuman. "Mata lo gak bisa bohong, Calistaaa...." gadis itu mendapati mata Calista yang berkaca-kaca dan hendak ingin mengeluarkan air matanya.
"Izin lo ke kamar mandi cuma pura-pura, kan? Lo gak pengen kita tau kalau lo sakit hati liat kak Rayen tadi?" tanya Nana.
Sama sekali tak ada balasan yang keluar dari Calista. Cewe itu diam dan menunduk. Nana semakin iba melihatnya, kemudian Calista di tarik ke dalam pelukan dan di usap halus punggung Calista.
"Lo yang sabar ya. Gue tau lo kuat."
"Hikssss....."
Suara tangisan berhasil Nana dengar. Tentu tangisan itu berasal dari Calista. Sepertinya gadis itu tak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya. Dalam pelukan Nana, gadis itu menangis pecah hingga tak mampu angkat bicara. Terdengar suara segugukan sesekali, yang membuat Nana terus menenangkannya.
"Apa gue gak berhak bahagia? Apa gue gak berhak dicintai? Kenapa kehidupan gue sepahit ini? hikss....." lirihan suara Calista terdengar dan langsung ditarik Nana dari pelukannya. Kekasih Rey itu memegang dua pundak Calista dan menatap dalam sahabatnya.
"Ini salah kak Rayen. Harusnya dia bisa ngertiin perasaan lo sebagai pacarnya, bukan malah enak peluk-pelukkan sama cewe lain." komentar Nana.
Calista bergeleng. "Gue sama kak Rayen gak pacaran, Na." Nana berkerut dahi. Apa maksudnya?
"Gak pacaran? Gak mungkin kalian gak pacaran."
"Memang enggak. Tapi..." Calista menghentikan ucapannya hingga membuat Nana penasaran.
"Tapi apa?"
"Tapi... tapiguesukasamakakRayen." dengan hitungan detik, Calista mengucapkan kalimat itu begitu cepat.
"Terus, kak Rayen suka sama lo, gak?" tanya Nana.
"Katanya sih suka. Dia juga udah bolak balik nembak gue, tapi gue gak jawab." Calista menunduk penuh penyesalan.
"Kenapa Lo gak jawab?"
"Karena gue takut sakit hati. Secara humornya dia deket sama cewe yang namanya Shelfa."
"Shelfa? Nama itu lagi." gumam Nana.
"Lo kenal?" tanya Calista yang dibalas gelengan kepala oleh Nana. Calista semakin mencemberutkan wajahnya.
"Tapi nama itu selalu gue denger dari rich boy. Sampe sekarang, gue gak tau siapa Shelfa sebenarnya. Bentuk mukanya aja gue gak tau."
"Menurut lo, dia punya hubungan apa sama kak Rayen?" tanya Calista, namun Nana hanya mengedikkan kedua bahunya dan bergeleng.
Nana menghela napas. "Udah, gak usah dipikirin. Sekarang kita fokus buat support pertandingan basket ini aja dulu." Calista mengangguk dan menghapus air matanya, di bantu oleh Nana yang ikut menyeka air mata pemilik nama depan Angelina itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Teen FictionMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...