"Enggak mas. Aku sama sekali gak ada ngelakuin kejahatan apapun sama Calista. Aku bener-bener sayang sama kalian. Dan Satria ini bener sepupu aku, dia anak dari mba Andin." dari atas ranjang rumah sakit, wanita baya penuh pengelabuan itu menjelaskan semuanya ebisa mungkin dia meyakinkan suaminya itu.
"Mba Andin? bukannya kamu anak tunggal?" tanya Dimas semakin dibuat bingung. Pasalnya yang ia tahu bahwa istrinya itu adalah anak tunggal bahkan Karina sendiri yang memberitahunya saat belum menikah dulu.
Karina nampak terbelalak lebar. Sepertinya dia lupa alur skenario yang telah di rancang serapi mungkin. uppss.
"Eeeee i-itu anu mas..."
"BOHONG! Mereka bohong, om!"
Suara berat asingd i telinga Dimas tiba-tiba terdengar tiba-tiba. Sontak semua yang ada di dalam ruangan langsung melihat ke sumber suara, dimana suara itu berasal dari ambang pintu ruangan dan tentu saja menampakkan seorang cowo remaja tampan dengan senyuman terpasang sinis di wajahnya. Kaki jenjangnya berjalan pelan mendekati ereka hingga akhirnya berhenti tepat di samping Calista.
"Siapa kamu?" tanya Dimas yang merasa asing.
Remaja cowo itu tersenyum. "Saya Rayen, om. Pacarnya Calista." cowo itu memperkenalkan dirinya.
"Pacar Calista? Kenapa saya bisa tidak tau kalau anak saya memiliki pacar?" herannya.
"Karena papah gak peduli sama aku." sahut Calista seadanya dan penuh fakta.
"Maksud lo apa nuduh kita bohong, hah!?" kini suara Satria kembali terdengar dengan rahang yang mengerang dan tangan yang tergenggam, siap untuk menonjok apapun yang ada di depannya.
Rayen tersenyum smirk dan berjalan mendekati Satria. "memang bohong, kan?" ujarnya.
"Lo orang luar, tau apa soal keluarga ini!?" seru Satria.
"Lo juga orang luar, kan?"
"Bacot lo!"
"HEI! kalian ini apa-apaan sih, malah berantem. Masih ada saya loh disini!" Dimas terpancing suasana.
"Maaf om. Tapi satu hal yang harus om tau..." Rayen nampak membuka layar ponselnya dan tengah mencari sesuatu di dalam benda pipih itu sebelum akhirnya menunjukkan sebuah video tepat di depan mata Dimas.
"Silahkan dilihat, om." senyum Rayen dan Dimas menyanggupinya.
5 menit berlalu begitu cepat dan Dimas telah melihat total video rekaman di handphone Rayen itu. Sebuah video dimana pemainnya adalah Satria dan Karina. Terdengar perbincangan hangat yang tertuju pada harta kekayaan Dimas serta kesengsaran yang Calista dapatkan, tererakm dan terdengar jelas dalam ponsel itu hingga mampu membuatDimas diam terbungkam. Sedangkan sang pemain terlihat diam di tempat dan wajah yang terpasang begitu panik.
Rayen yang merekam itu semua. Dia paling awal datang ke rumah sakit sebelum Calista. Yah... kebetulan saat Calista menelponnya bahwa Karina masuk rumah sakit, Rayen tengah berada di dekat rumah sakit itu.
"Mas, itu gak seperti yang kamu pikirkan. Video itu palsu mas...!" Karina dengan kondisi mengibakannya, berusaha bangun dari tidurannya hendak meraih Dimas. Namun, sayangnya Dimas segera menjauh dari Karina.
"Palsu gimana, ya? video ini murni tanpa editan." ujar Rayen kembali menyimpan ponselnya.
"Kalau om masih belum yakin, om bisa mikir lagi dengan semua ucapan yang mereka bilang ke om tadi. Mulai dari hubungan sepupu, panggilan mamah, punya saudara kandung dengan nama mba Andin." tutur Rayen mengingatkan semua alasan yang di haturkan ibu dan anak itu.
Dimas diam. Yang dikatakan Rayen ada benarnya juga. Semua penjelasan dari Satria dan Karina 98% tidak masuk akal dan benar-benar keluar dari cerita awal Karina pada saat masih belum menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIVE RICH BOY
Genç KurguMelihat kedatangan mobil mewah dan motor sport setiap paginya sudah menjadi hal biasa di mata anak-anak Exavier Hight School. 5 remaja cowo tampan menjadi satu-satunya murid famous di sekolah dan banyak memiliki penggemar. Namun, satu di antaranya m...