Jadwal gue kuliah itu hari Senin, Selasa, dan Kamis. Rabu dan Jumat libur. Senin cuma 1 matkul, Selasa 2 matkul, dan Kamis full 3 matkul. Melelahkan sekali sih hari Kamis ini, dari pagi sampe sore. Gak papa lah, yang penting gue keluar rumah hehe. Kalo gue ikutan organisasi kayaknya udah gak bisa ya? Soalnya udah semester 6 juga, tanggung bentar lagi lulus. Alasan gue gak ikut organisasi dari dulu ya karena perizinan papi sih. Dengan gue dibolehkan main selain pas kuliah, harusnya udah lebih longgar sekarang peraturannya.
Ketika hari Selasa, Mas Hanung bikin multichat bertiga yang isinya ada gue, Mas Hanung, dan Aranda. Awwww gue jadi dapet kontaknya secara cuma-cuma nich wkwk. Tapi gue gak mau chat ah, nanti dikira beneran ngincer. Padahal kan cuma buat seru-seruan aja di kampus. Ini multichat buat bahas tugas-tugas sih. Gue seneng bisa dipercaya untuk memimpin hehe. Sejak kejadian di SMA itu, gue gak berani melangkah maju untuk jadi seseorang yang memimpin meskipun gue pengen. Jadi ini adalah salah satu kesempatan gue untuk melangkah maju kembali seperti dulu ketika masih ada mami.
Hari Kamisnya, ternyata jadwal anak Ilkom dan Mankom itu pulangnya sama dan kelasnya sebelahan. Jadi gue bisa ketemu lagi sama Aranda meskipun punya papasan di lorong haha.
"Arandaa!!!" sapa gue sedikit centil. Dia cuma melambaikan tangan dan jalan terus tanpa menghiraukan gue. Sialan!
Di minggu berikutnya, gue ketemu lagi sama Aranda di hari Senin jadwal matkul Soskom. Dia dateng duluan daripada gue dan duduk di barisan kedua dari depan, di mana kursinya udah penuh kanan kiri depan belakang. Wkwk sialan. Mau menghindar dia dari gue.
Saat Mas Hanung masuk dan kelas dimulai, beliau membuat kelompok untuk presentasi di minggu-minggu berikutnya berdasarkan NPM/NIM. Nomor NPM gue agak jauh dari Aranda ternyata, jadinya gak sekelompok wkwk. Penonton kecewa.
"Yah, kok saya gak sama Aranda sih, Mas?" protes gue bercanda.
"HAHA! Tuker aja, La, tuker!" ledek temen lainnya.
"Eh iya tuker aja asal ada tukerannya haha," saut Mas Hanung malah diseriusin.
"HAHA! Enggak ih, Mas. Bercanda doang saya."
"Tuker sama gue aja, La. Gue mau di kelompok lo sama Nisa," ide Mozza yang pengen tukeran karena ada temennya di kelompok gue.
"Oh gitu, ya udah boleh haha." Akhirnya kita tukeran dan gue sekelompok sama Aranda! HAHAHA!
"Dasar si Ella ini modus mulu yah! Ya udah, kumpul di kelompoknya masing-masing dulu. Nanti saya jelaskan tugasnya ngapain."
Gue beres-beres barang sebelum pindah ke kelompok gue. Mereka udah bikin kursinya jadi circle. Gue tentunya duduk di sebelah Aranda. Ternyata kita satu kelompok juga sama Malik, terus ada Dapit dan Tiara. Satu kelompok 5-6 orang, total ada 13 kelompok. Kita ditunjuk sebagai kelompok 6.
"Halo-halo!" sapa gue ketika baru duduk dan join circle.
"Haii, Ella!" sapa Tiara balik.
"Eh, ada Malik sama Dapit. Apa kabar Malik?"
"Baik-baik. Sendirinya gimana?" Aduh, canggung banget si Malik. Gak biasanya gini dulu tuh haha.
"Baikk!" "kalo Aranda apa kabar?" tanya gue dengan nada centil.
"La, La..." Dapit geleng-geleng kepala sambil face palming.
"Apa, Pit? Mau gue sapa juga?"
"Mentang-mentang cantik, semuanya diembat ya?"
"Loh, kalau bisa serakah kenapa harus adil? HAHA! Bercanda ya guys, Aku baik hati."
"Dih? Haha." Punya masalah apa sih Dapit ama gue haha. Karena temennya disakitin? LOL. Maliknya aje diem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Romance"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.