Kita makan siang sembari nonton bioskop dulu setelahnya. Pokoknya hari ini mau pacaran dulu, belum puas kalo cuma di ranjang aja hihihiw, belum terasa vibes pacarannya kalo cuma di ranjang.
Karena Aranda dari kemarin gak bawa kendaraan, akhirnya gue anterin dia balik dulu sebelum pulang ke rumah. Mumpung gue ada di sini dan mama bapaknya ada di rumah, jadi sekalian aja gue spill tentang ajakan papi. Bapak tirinya agak berubah gitu ya ekspresinya kayak kurang welcome sama gue. Apa karena sejak sama gue Aranda jadi banyak main? Tapi bener kata Aranda, urusan dia apa? Mama papa kandungnya juga gak sepeduli itu.
"Mama diajakin sama papinya Ella buat ke Malang. Nanti tiket pesawatnya dibayarin sama papinya Ella. Akomodasinya udah di sana mungkin rumah utinya Ella."
"Adik-adik kamu libur sih. Gimana, Pa? Boleh?"
"Ajak aja. Ada anaknya Mba Ratna kan? Jadi mereka punya temen."
"Iya betul."
"Tapi aku gak bisa ikut yah. Sibuk UAS. Kampusku masih UAS."
"Iya gak papa, Pa. Apa aku ajak Mas Rakha juga ya? Buat bantu jagain anak-anak?" Mas Rakha itu papa kandungnya Aranda kan? Anjir! Bisa-bisanya dia ngajak liburan mantan suami ke suaminya!
"Terserah." Ekspresinya tentu gak suka ya. Ini dia sebenernya tau gak sih tentang ini? Apa bahkan udah mati rasa ya sama istrinya? Serem banget!
"Oke, nanti aku ajak. Gak papa kan ya, La?"
"Iya gak papa kok, Tan."
"Sip. Makasih ya."
"Iya sama-sama."
"Kamu semalem kemana, Ran? Sama Ella?" MAMPUS! Ditanyain gak tuh sama bapaknya!
"Enggak. Semalem aku nginep di apart Malik sama temen-temen lain. Tadi pagi dijemput sama Ella dan pergi bentar." Ternyata kebohongan memang sudah mendarah daging ya di tubuh kita.
"Oh."
"Ran, btw aku gak bisa lama-lama. Makasih yaa tadi udah nemenin belanja sebentar." KAN.
"Sama-sama, La."
"Om, Tan. Aku pamitan ya." Gue pamit ke mama dan bapaknya karena jujur agak gak nyaman sama bapaknya.
"Oh iya, hati-hati," balas bapaknya.
"Ih cepet banget mainnya! Kan udah libur! Sini aja dulu," tahan mamanya.
"Gak papa, Tan. Aku mau urus yang lain hehe. Kan Minggu nanti ketemu lagi."
"Oh ya udah. Hati-hati! Makasih banyak ya, Ella!"
"Sama-sama."
Aranda anterin gue sampe ke depan gerbang rumahnya, setelah itu kita berpisah. That was an amazing night! Ahhh! I never forget that moment forever eventho someday he wasn't with me anymore, but he must to be with me!!
Di rumah, gue telpon Tante Ratna sambil main air di pinggir kolam renang. Sepi banget rumah ini. Hampa. Untung Tante Ratna setuju-setuju aja. Aranda juga bilang kalo mama dan dua adiknya aja yang bisa ikut. Jadi gue bisa langsung pesen tiket pesawat ke Malang. Totalnya kita ada 9 orang. Gue, Aranda, Mas Jordi, Tante Linda, Maya, Meilda, Tante Ratna, Sita, dan Amalia. Tiket pesawatnya 16,2 juta, tapi papi kasih gue 25 juta buat jaga-jaga dan kalo butuh beli sesuatu.
Hari Minggunya, flight kita jam 2 siang. Gue udah siap-siap dari jam 10 karena harus jemput Tante Ratna dan juga Aranda di rumah Aranda. Gue telponan dulu sama Arananda sebelum berangkat.
"Nanti aku bawa mobil sendiri sama kamu ya. Mas Jordi muat kan ya bertujuh naik Alphard? Hahaha. Aku mau berduaan aja sama kamu. Aku yang bawa."
"Oke sip, La. Btw aku kepikiran, kamu jangan bawa hp kedua kamu ya. Takut kenapa-napa haha."

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Romance"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.