Kita sampe di kampus kurang lebih jam 4 sore. Gue chat Mas Jordi kalo gue udah mau selesai. Dia jawab gak papa, masih ditunggu. GPS gue juga masih di kampus. Oh jadi gini caranya haha. Bener ya kata orang-orang, anak yang dididik strict itu kadang bukan menghasilkan anak yang penurut, tapi malah jadi pembangkang dan banyak ide untuk mencari celah. Gak papa, yang penting ini demi keberlangsungan keluarga gue buat stay away dari si lonte itu.
Ketika di parkiran motor kita baru sampe, kita ketemu Malik yang baru balik.
"Kalian abis dari mana? Bukannya itu supir lu nungguin ya dari tadi di parkiran mobil?"
"It's none of your business." Gue dan Aranda meninggalkan Malik ke pos satpam untuk ambil hp gue yang dititipkan di paper bag tadi.
Aranda kasih hp gue balik setelah diambil dari pos satpam. Semuanya masih aman terkendali.
"Thanks banget, Ran. You are a life saver! I owe you!"
"You can count on me, La! That's a crush with benefits thing hahah."
"Haha. Okey, bye! Ditunggu nanti malam ya. I'll give you a gift."
"Aww, thank you! Can't wait for it. Byee!"
"Bye!"
Gue kembali ke parkiran mobil. Ketika gue intip dari jendela, Mas Jordi lagi tidur, gue ketok aja jendelanya. Baru dia bangun dan bukain pintu.
"Maaf ya, Mas. Jadi nunggu lama."
"Iya gak papa kok, Mba." Duh, gue jadi gak enak. Tapi gak papa, yang penting gue berhasil dapetin banyak info. Tinggal tunggu tanggal mainnya nih. Semoga secepat mungkin hasil USG-nya dikirim ke gue!
Saat di rumah, pandangan gue ke Aunty Camilli udah bener-bener benci sebenci-bencinya! Gak mau lagi gue sok lemah lembut di depan dia. Gak pantes sama sekali orang kayak dia dilembutin kayak gini!
Malamnya, gue ambil makanan dari dapur dan makan di kamar. Gak mau ketemu sama duo trouble makers itu. Tadinya setelah selesai makan, gue mau siapin nih aksesoris buat VC sama Aranda nanti. Eh, ada yang ketok pintu kamar gue. Pas gue intip dikit, ternyata papi. Gue tutup lagi pintunya, tapi ditahan sama papi. Tenaganya lebih kuat.
"Ella, papi minta maaf soal yang tadi ..."
"Ya udah, aku maafin. Udah sana lanjut makan malam aja."
"Papi mau makan di kamar kamu."
"Gak mau."
"La. Kita udah tau kartu kita masing-masing. Bisa kah kita akhiri permainannya sekarang?" No. Not yet. Still many thing you didn't know.
"No. I haven't finished yet."
"Apa lagi yang kamu cari?"
"I can't trust you no more."
"La, please ... I should very mad at you for your confession, but I don't! I choose to prioritize our relationship than my anger!"
"Ini selalu soal papi! Pi, seberapa banyakpun papi minta maaf, kita akan terus bertengkar selama perempuan itu masih ada di sini!"
"Itu tante kamu loh, La!"
"No! I never assumed that she is my aunty! No longer! Wait until I discover her disguises!" I push him out from my room.
"Oke! Tapi kamu masih punya utang buat mempertemukan papi sama Aranda! Papi masih butuh buat ngomong sama dia!"
"Okay! We're going to talk tomorrow!" I close the door after he goes out from my room.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Romance"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.