Official Dating

9 1 0
                                    

Kita beraktivitas seperti biasa di sini. Masak makan malam, belajar mendekati UAS, ngemil sambil main hp, pokoknya kita berkegiatan seperti normalnya orang tanpa ada teasing-teasing deh haha. Malam setelah makan, Aranda fokus belajar, sedangkan gue lagi chatting-an sama Aunty.

Aunty Camilli: Kamu di mana, La? Kata papi kamu gak di rumah.
Estella: Gak usah kasih tau papi ya. Aku di rumah temen, mau nginep aja.
Aunty Camilli: Sama Aranda?
Estella: Haha, iya. Tapi bukan di rumah dia.
Aunty Camilli: Beberapa orang gitu yang nginep di rumah temen kamu maksudnya?
Estella: Semacam basecamp gitu lah.
Aunty Camilli: Oh I see. Ya udah, hati-hati ya, La. Jaga diri kamu baik-baik.
Estella: Siap, Aunty. Aunty sendiri gimana keadaannya sekarang?
Aunty Camilli: So much better kok! Harusnya besok udah boleh pulang hehe.
Estella: Glad to hear that! Okey. Kabarin ya kalo ada apa-apa. Pulang kuliah sore aku ke sana.
Aunty Camilli: Sip sip!

"Si Aunty Camilli nanyain di mana. Gue bilang aja nginep di rumah temen yang jadi basecamp, tapi ada lo juga. Dia langsung nyebut nama lo soalnya."

Aranda yang lagi fokus ke laptopnya langsung menutup layar dan pindah posisi menghadap gue.

"Jangan terlalu jujur dan langsung percaya. Belajar dari asisten papi lu kemarin. Apalagi ini orang yang lu wanti-wanti dari lama."

"Iyeee. Dia gak ngomong macem-macem juga kok. Cuma disuruh jaga diri. Padahal apa yang harus dijaga, orang udah rusak haha."Aranda memindahkan laptopnya ke meja samping kasur, lalu semakin mendekat ke gue.

"Jangan ngomong gitu lah! Seakan gua udah merusak lu. Padahal kan kita udah ada consent berdua."

"Haha iya iya sorry." Gue genggam tangannya.

"Walaupun emang cuma cewek yang keliatan kalo udah pernah ngelakuin, tapikan sama aja mau cewek atau cowok, yang namanya melepas virginity pasti membekas, bukan artinya udah rusak dong! Emang dikiranya barang."

"Iya, Arananda. Maaf ya."

"Yang ada malah lu yang rusak gua. Nih jadi banyak luka haha."

"Iya juga. Mau dirusak lagi gak?"

"Kan, kan! Katanya gak boleh teasing!"

"Siapa yang bilang gak boleh teasing? Orang cuma gak boleh HS dan sexually touching!"

"Hahaha. Iya iya."

"Dan cuddling boleh. Udah selesai belum belajarnya? Mau cuddling~"

"Udah, udah."

"Sini!!" Gue peluk dia, gue mau dia yang bersandar ke pundak gue. Lalu gue elus-elus rambutnya lembut sambil sesekali cium kepalanya.

"I want to be like this every time." I kiss his head again. He moves his head from my shoulder to lay on my thighs. Face to face with me.

"I choose to marry you after bachelor graduation," continue me.

"Really?!" He is in shock until he lifts up his head closer to me.

"Yes. I'm ready for building my life with ya. I like you since the first time we know each other, even we didn't know the real person. We might fight a couple times before, but it because we were too afraid to do something further, right? It's always about worrying. Actually, I'm still worried about what we would receive next, the consequences for being this wild haha. So, I want to own you officially as soon as possible before the consequences hit us hard."

"I see. Thank you for being honest with me, Estella. I do the same thing with you. Yeah, if we can turn back the time, I would never bring you to this sexual situation haha. You found yourself better, but it would be more fun if you found yourself after we married."

Crush with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang