Holiday

7 1 0
                                        

Besok paginya, gue bangun sekitar jam 7, papi udah gak ada di kasur. Gue rapihin kasur, cuci muka, lalu keluar kamar. Ada beberapa orang yang berkumpul di ruang tengah atau ruang tamu. Ada Aranda juga, tapi gak ada papi dan gak ada anak-anak serta Tante Ratna. Cuma ada Tante Linda, Aranda, Mas Jordi, sama Uti.

"Selamat pagi, Ella!" sapa mamanya Aranda.

"Halo, Tante! Ini papi dan anak-anak pada kemana?"

"Lagi jalan pagi tuh di depan. Bentar lagi juga balik. Latihan buat naik gunung besok pagi hehe."

"Oh gitu. Oke."

"Kamu latihan juga sana, La! Kalo gak terbiasa, nanti cepet capek loh di sana. Udaranya dingin banget! Kamu harus bawa jaket tebel!" saran akung.

"Iya nanti gampang, udah bawa kok." Gue keluar rumah buat liat mereka yang lari pagi di jalanan depan rumah sambil bersandar di kusen pintu.

"Ini minum teh dulu biar anget." Aranda menyusul dan bawain gue segelas teh hangat.

"Thanks!" Kita duduk si kursi halaman depan sambil minum teh hangat.

"I can't wait for our journey."

"Me too, but I still didn't feel the same with papi. Dia gak marah sama aku, tapi kayak masih asing."

"That's okay, Estella. It's called process."

"But it has been more than a week!"

"You did it before, didn't you? Bukannya kalian beberapa kali asing gini ya?"

"Iya sih, tapi sebelumnya karena masalah dia, bukan masalah aku."

"Pelan-pelan aja, La. Slowly but surely." He holds my hand to cheer me up.

"Thanks!"

Setelah mereka selesai lari pagi, gantian gue yang kasih teh hangat ke papi, tapi dia lebih memilih air dingin yang diambil dari kulkas. Yaa, I can't blame him. If I were him, I prefer drink a fresh cold water then hot tea after exercising.

Kita siap-siap ke daerah Bromo naik Elf yang kemarin. Supirnya itu sekaligus tour guide yang akan memandu kita sampe nanti kita balik lagi ke rumah uti akung. Dia yang memilih villanya. Karena cuma semalam juga, jadi kita cari villa yang cukup sederhana, tapi luas dan menampung banyak orang. Uti dan akung gak ikut perjalanan kita karena mereka udah bosen muterin Malang dan juga energinya gak kuat untuk ikut kita ke sana-sini.

 Uti dan akung gak ikut perjalanan kita karena mereka udah bosen muterin Malang dan juga energinya gak kuat untuk ikut kita ke sana-sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun katanya sederhana, tapi villa ini tetep punya private pool sih haha. Katanya biar anak-anak bisa berenang. Ujung-ujungnya juga gue sama Aranda yang disuruh jagain mereka. Lucu juga sih. Dua anak dari Tante Linda adalah adik tirinya Aranda, sedangkan dua anak dari Tante Ratna MUNGKIN akan menjadi adik tiri gue. Jadi kita kayak momong empat adik tiri haha.

Hari Senin malam, kita diharuskan tidur sebelum jam 9 karena jam 1 kita harus udah jalan ke tempat penyewaan Jeep di bawah kaki Gunung Bromo. Bayangin, gue yang Aranda yang biasanya baru tidur jm 1 malem, ini malah disuruh naik gunung wkwk. Anak-anak kecil ini masih pada tidur di mobil pas dibangunin mau jalan. Untung kita udah bawa semua perlengkapan naik gunung termasuk jaket tebal, syal, sepatu olahraga, dan sarung tangan. Jadi gak pelu berhenti untuk beli-beli lagi.

Crush with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang