Are We Ready?

4 1 0
                                    

Papi sama mama ajak gue dan Aranda ngemil sore dulu sebelum pulang. Karena kita bawa dua mobil, jadi papi bareng sama mama naik Audi, sedangkan gue sama Aranda naik Minicooper. Aranda ajalah yang bawa mobil. Tangan gue masih gemetar hebat karena masalah tadi. Mobil papi udah jalan duluan, sedangkan mobil gue masih di parkiran kampus.

"La." Aranda berpaling ke arah gue dari kursi supirnya.

"Apa?" Gue gak mood buat ubah posisi ke dia, cuma liatin jendela luar di parkiran.

"Liat sini dulu!" pintanya. Akhirnya gue menoleh ke dia.

Ternyata Aranda lagi megang kotak cincin yang terbuka dengan cincin yang berkilauan di sana. Mata gue yang sebelumnya sembab dan kecil karena nangis mulu, jadi membesar ketika liat benda di depan mata gue ini.

"What's that?" Even I knew it's a ring.

"Do you want to marry me?" HAAHHHH?!!!!

"Are you kidding me?? In this situation??!"

"It should be the perfect day for you, but something happens. So, I want to boost your mood today."

"It's not about mood, Arananda! It's our future!"

"Indeed! I literally proposing you, Estella!" OH MY GOD! "do you want to marry me?" Saking kagetnya, gue speechless dan gak bisa menggerakan badan gue apalagi bibir gue untuk bicara.

Setelah beberapa detik keheningan ini, barulah gue angkat bicara.

"Yes, I do, Mischa Arananda." Aranda senyum manis banget, dibarengin sama air mata tipis di kelopak matanya. Awww.

Aranda pasang cincin di jari manis gue. I officially his fiancé! Oh my Godness ... can't believe ... I engaged with my first year crush! We make out in the car. Hoping nobody will notice us or we will get in trouble again.

"I will marry you very soon, Estella." Tatapannya bikin gue meleleh banget

"Awww! I'll wait for ya!"

"Haha. Okay, c'mon! Use the seatbelt coz I will ride super fast!" Aranda menaikkan rem tangan dan memindahkan gigi mobil.

"I'll ride you rough then," teased me. Aranda sejenak freezing dan gak jadi ngegas mobilnya.

"Aww, mommy. Please ride me until numb."

"Absolutely."

"HAHAHAHA!" Kita berdua ketawa ngakak di dalam mobil. Teringat masa-masa kenakalan kita wkwkwk. Ya ampun, gue sama Aranda sekotor itu ya. Pantes karmanya sebesar ini.

Di restoran, papi sama mama udah sampe duluan. Bahkan udah pesen makanan.

"Lama banget sih? Ngapain dulu kalian?"

Gue menunjukkan jari manis gue yang ada cincinnya ke papi dan mama. Ekspresi mereka kaget bangetttt sampe mulut mereka manganga dan matanya melotot hahaha. Sama kayak ekspresi pertama kali dikasi cincin.

"Sekarang banget, Ran? Tapi kan situasinya lagi gak tepat."

"Kalo orangnya udah tepat, gak perlu lagi cari waktu yang tepat, Om. Setiap waktu itu tepat. Buktinya diterima-diterima aja kan? Haha." SA AE LO AH!

"Bisa aja kamu!" ledek mama sambil dorong pundak Aranda lembut.

"Masa masih panggil om. Itu cincin udah melingkar di jari anaknya loh. Panggil papi aja." AWWWW!!!!!! LUCU BANGET SIH?! Emang boleh selucu ini?!

"Iya ... siap ... Pi." AAAAAAA SALTING BANGET GWEEEHHH! PENGEN PELUK DAN UNYEL-UNYEL RASANYA PUPPY SATU INI HAHA!

"Muka Ella udah gemes banget tuh haha," ledek mama yang buat semuanya nengok ke gue, termasuk Aranda. Sialannya, Aranda malah makin-makin bikin gue gemes dengan menunjukkan wajah melet sambil ngedipin mata. AAAAA GAK KUATTT!!!

Crush with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang