Gue disambut dengan hangat sama mamanya Aranda ketika datang ke sini. Tante belum tau aja tindakan apa yang baru kita lakukan sebelum ke sini haha.
"Minum, La. Mau teh, kopi, atau sirup?"
"Gak usah repot-repot, Tan. Bentar doang kok ini hehe. Jam 4 ada acara lagi aku."
"Wah, sibuk sekali ya. Makasih ya udah anterin Aranda pulang dan juga jemput Maya."
"Sama-sama, Tan."
"Papi kamu sehat?"
"Sehat, Tan. Tante gimana?"
"Syukurlah haha. Semuanya sehat-sehat aja."
Kita ngobrol sedikit tentang Aranda dan rencananya S-2 di Finland. Bener sih, mamanya enggak ngomongin sama sekali soal hubungan gue dan Aranda. Beda jauh sama papi yang dikit-dikit nanyain cowok yang lagi deket sama gue. Arandanya juga enggak terlalu sensi diomongin sama mamanya, beda juga sama gue yang selalu sensi kalo papi ngomongin gue WKWK. Kayaknya keluarga kita sama-sama toxic di hal yang berbeda ya.
Sebelum jam 4, gue izin pamit ke Aranda dan juga mamanya. Untung rumah Aranda gak terlalu jauh dari Gandaria City, jadi cepet sampenya. Pas gue baru mau masuk parkiran, Tante Ratna ngabarin kalo dia udah di Djournal Cafe. Jadi gue langsung belok ke valet parking aja biar gak usah nyari parkir lagi.
Meskipun masih deg-degan karena di sini posisi gue yang salah, tapi gue harus berani dan berpikir gimana caranya dia gak ikut campur sama urusan gue.
Dari kejauhan, gue udah liat Tante Ratna sendirian di mejanya. Ketika gue gabung ke mejanya dan duduk di kursi depannya, dia menyapa gue dengan ramah. HALAH TAI BABI HAHAHAHA! Gue kek kesel banget gitu sama dia. Jujur, meskipun kesalahan Aunty Camilli jauh lebih fatal sama papi, tapi seenggaknya gak bersinggungan sama gue, tapi Tante Ratna ini bersinggungan banget sama gue! Bisa-bisa apa yang gue lakuin sama Aranda ketauan!
"Halo, Ella! Pesen minum dulu aja kalo mau. Nanti sekalian tante yang bayar." Cih.
"Bayarnya juga pake uang papi kan?" bisik gue sambil buang muka.
"Gimana maksudnya?" Keramahannya tadi berubah jadi sinis.
"Gak. Gak papa."
"Ella. Kamu ada masalah apa deh sama tante? Tante gak merasa melakukan sesuatu yang salah. Sejak Tante bicara soal Aranda ke papi, kamu jadi benci banget sama tante sampe tante gak boleh komunikasi sama papi kamu lagi. Ada apa emangnya antara kamu sama Aranda? Dia anak baik-baik kok. Gak ada yang perlu dikhawatirkan kalo papimu tau."
"Aku gak suka aja tante ikut campur sama urusan aku."
"Tante juga sama kayak papimu. Punya anak perempuan. Pasti kita khawatir sama anak kita sendiri. Harus tau bagaimana lingkungannya."
"Tapi aku bukan anak tante." She's speechless when I said this, "and never be," semakin speechless sampe memundurkan badannya bersandar pada kursi.
"Kamu jujur sama tante. Kamu emang ada apa sama Aranda?"
"It's not your business!"
"Itu urusan tante kalo berhubungan sama tante! Papi kamu bilang kita gak bisa komunikasi lagi karena udah janji sama kamu. Kamu juga janji sama papimu gak komunikasi lagi sama Aranda. Papi kamu tepatin janji loh! Kenapa kamu melanggar?"
"Emang kalo tante gak komunikasi lagi sama papi, apa efeknya? Gak bisa sekolahin anak di tempat bagus lagi? Gak bisa beli barang-barang mewah lagi?" She looks super upset with my response.
"Kok kamu bisa ngomong kayak gitu, Ella?"
"Tante ngulik aku dan Aranda dari pihak lain, kenapa aku gak boleh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Storie d'amore"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.