Sympathy

5 1 0
                                    

Setelah selesai searching yang gak memberikan informasi apapun, kita rapi-rapi dan bersiap untuk tidur. Gue menyalakan alarm jam 6 pagi karena besok kita sama-sama ada kelas pagi jam 8. Untung gak terlalu jauh juga apart ke kampus. Seenggaknya gak kayak ke rumah gue yang ujung dunia haha.

Kita tidur sebelahan, tapi saling membelakangi dan gak bersentuhan. Udah cukup banyak sentuhan hari ini. Sayangnya udah hampir sejam berlalu, gue masih gak bisa tidur. Masih kepikiran soal papi dan ditambah deg-degan karena sedeket ini sama Aranda. Akhirnya gue mau mencoba melawan itu. Gue balik badan gue menghdap ke punggung Aranda. Gue mendekat dan menempelkan badan gue ke belakangnya. Abis itu gue peluk dia dari belakang dan berbisik tepat di lehernya, bawah telinga kirinya.

"My heart beat so fast. I can't sleep." Hugs me tightly.

"Me neither." Apparently, he replies my whisper eventho he doesn't turn back. Awwwwh!

"Should we play again until we feel tired?"

"I just changed the bedsheets, Estella."

"Don't come then." I slip my hand under his pants and starting to edge it.

"How can— Mmpphh!" He squirms and lifting his head after I touch the tip.

I continue to rub it until his climax, but not come yet.

"Tell me if you want to come."

"That's so close!" I let go of his lightsaber.

"Aahhh!" He seems overwhelmed cause I decline him hahaha.

I restart it when he has relaxed a bit. It is cycling for three times until he is overstimulated and helpless.

"Lemme go to the bathroom, please Estella. I can't hold it any longer. My body feels numb for overstimulating." Awww, he looks soulless hahah!

"Yes, baby. Go on."

"Thank you!" He gets up from the bed and walking to the bathroom hastily. Hahaha, poor you malesub.

Setelah sekian lama dia di kamar mandi, dia kembali ke kasur dengan badan yang lemas. Langsung aja dia tiduran di atas badan gue dengan kepalanya di dada gue. Lemes banget ya, Ran? HAHA! Gue elus-elus aja rambutnya.

"Can I sleep like this? I can't move my body anymore." Agak berat ya, bun ditimpa badan cowok, but that's okay. I am comfortable with it!

"Sure, baby. Sleep on mommy's arm." I hug him tightly.

"Thank you, mommy." AAAAH I CANNOT HANDLE THIS CUTENESS OVERLOAD!

Gak lama dari situ, dia beneran tidur haha. Capek banget ya? Kasian. Maaf yah. Selamat tidur, my crush with benefits! I hope we can do this everyday, no matter what our status is.

Terbangun karena alarm pagi. Badan gue membelakangi Aranda. Lalu ketika gue balik badan, terlihatlah seorang laki-laku yang bikin gue jatuh cinta sejak maba sampe mau lulus. Seorang yang bikin gue trauma, tapi juga menyembuhkan trauma. Ahh, Mischa Arananda. Gue pengen milikin lo, tapi gak mau cuma jadi pacar. Mau sekalian lebih serius karena kita udah di tahap ini. Rasanya gue gak mau lagi berhubungan sama orang lain setelah gue udah memberikan semuanya buat lo meksipun awalnya cuma impulsivitas gue.

Gue belum bangunin Aranda. Nanti aja setelah gue mandi dan masak sarapan biar abis bangun dia tinggal siap-siap dan berangkat bareng gue naik mobil. Untung kemarin udah beli baju baru, jadi gak keabisan baju. Sekalian gue siapin baju dia buat ke kampus. Lucu banget yah kita, kayak suami istri hihi. Soon ya, semoga. Gue bakal kecewa dan sedih banget kalo di masa depan Aranda gak sama gue. Semoga semua problem ini cepet kelar supaya gue bisa terbuka tentang hubungan gue dan Aranda. Gue bukannya belum siap berkomitmen sama dia, lebih tepatnya gue belum siap menerima konsekuensi kalo hubungan kita ketauan.

Crush with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang