Wedding

6 1 0
                                        

Banyak rencana yang gue sama Aranda rancang sebelum pernikahan kita. Ini pusing banget sih jujur, tapi gak papa. Tetep fun kok jalaninnya! Kita juga udah izin ke mama papa kita kalo kita mau pergi bareng sama temen-temen ke Dufan, abis itu pergi ke Raja Ampat tiga hari setelah kita ke Dufan. Jadi sisanya ya semingguan aja istirahat di rumah sebelum ke Finland.

Undangan baik digital ataupun fisik udah disebar ke orang-orang. Kebanyakan emang cuma temen mama papa dan keluarga aja sih. Kita emang sepakat gak mau undang temen kita, cuma berempat kemarin aja itu yang jadi bridesmaid and groomsmen. Jadi pernikahan ini tuh apa ya ... ya karena kita sama-sama anak sematawayang, jadi yang membuat pernikahan ini besar ya orang tua kita. Kitanya mah cuma pajamgan aja karena gak ada tamu yang kita kenal.

Aranda undang bapak dan adik-adik tirinya, tapi gak ngomong sama mamanya haha. Katanya gak papa, kita menyambung tali silaturahmi. Lagipula udah sama-sama bahagia juga. Beliau pasti seneng kalo denger Aranda jadi kuliah S-2 di Finland. Ya meskipun biaya pribadi sih, tapi kan sama aja ilmu yang didapatkan.

H-1 pernikahan, gue, papi, grandpa, dan grandma ke makam mami. Gue mau minta restu sama mami. Kita bawa buket bunya buat ditancap di makam mami. Gue berjongkok menyesuaikan tinggi nisan mami sambil mengelusnya lembut.

"Mi ... besok Ella mau menikah sama pria pilihan Ella. Mami restuin aku ya. Setelah nikah, aku juga mau ikut suamiku menepuh pendidikan S-2 di Finland. Nanti ketemu sama grandpa dan grandma juga. Mami harus bahagia juga karena aku bahagia. Papi juga bahagia. Jangan khawatirin papi ya, papi udah ada yang urus juga kalo aku tinggal ke Finland. Pokoknya semua aman terkendali meskipun sempat kacau sebentar. Aku minta maaf ya mami kalo banyak salah dan buat papi sama mami sakit. Semoga mami tenang karena udah berhasil mengantarkan anak sematawayang mami ke jenjang kehidupan selanjutnya. I love you to the moon and back. Miss you till the end, mami." Gue mengecup sedikit bagian nisan mami yang bersih dengan linangan air mata. Grandma peluk gue sambil menahan tangis juga.

Sekarang gantian papi yang ngomong sama mami. Unexpectedly, dia lebih sedih dan lebih dramatis ketika ngomong sama mami. Ini buat gue nangis makin kenceng sih. Mami, mami dateng ya besok ke nikahan aku. Aku sediain kursi buat mami nanti.

Pulang dari makam, kita anter grandma dan grandpa ke hotel mereka dulu dan main sebentar di sana. Hotelnya lebih enak dari kamar gue wkwk. Numpang istirahat sebentar deh di sini sejam. Biar kita juga gak membawa kesedihan ke rumah.

Tibalah saatnya hari esok, hari di mana gue dan Arananda akan menjadi sepasang suami istri yang legal di mata hukum dan agama. Acara mulai jam 10, tapi dari jam 5 kita udah di lokasi, terutama mempelai wanita dan keluarga untuk makeup. Sama kayak engagement, gue gak mau terlalu bold. Natural aja udah cantik kok gue HEHEHE! Mama yang dari awal selalu di samping gue untuk menyemangati gue. Gue merasa mami juga ada di sini, tersenyum melihat anaknya bahagia di hari pernikahannya.

Tema pernikahannya sama seperti konsep yang gue dan Aranda buat, merah dan hitam.

Tema pernikahannya sama seperti konsep yang gue dan Aranda buat, merah dan hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crush with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang