Gue balik ke Finland dan melanjutkan sesi konsultasinya lewat online. Much better daripada ketika gue pertama dateng ke sini sih. Gue bisa merasakan bahagia yang bukan pura-pura, juga sedih yang terasa, bukan cuma karena hal yang gak bisa gue deskripsikan.
Bulan keempat gue di Uni Europe, terapi gue udah selesai dan gue gak minum obat-obatan lagi, tapi just in case something bad happens again, gue sebulan sekali atau sebulan dua kali boleh konsul sama psikiaternya. Aunty Camilli mengenalkan gue ke adik atau anak dari temen-temen dia yang umurnya gak beda jauh sama gue. Tujuannya supaya gue bisa lebih membuka hati dan gak menutup kemungkinan untuk orang lain. Udah lebih dari empat bulan semenjak gue pisah sama Aranda, gue emang sama sekali gak tertarik sama percintaan lagi. Hubungan gue dan Aranda udah seintim itu, gak akan bisa lupa dengan cepat. Apalagi akhir dari drama kita itu sangat tidak baik-baik aja. Makanya masih ada rasa mengganjal buat diri gue sendiri. Meskipun begitu, gue percaya sama Aunty Camilli kalo dia gak sembarangan pilih orang yang mau dikenalin sama gue. Jadi kalopun emang ada yang gue suka ataupun berpotensi untuk gue suka, gue akan mencoba melupakan Aranda.
Ada satu cowok yang namanya Elzano. Dia orang mix Swiss Korean American. Sekarang tinggal di Swiss buat kuliah S-2.
Gue jadi teringat kalo S-1 gue aja bahkan belum selesai. Belum ada niat dan dukungan untuk itu juga sih. Mungkin mereka semua lupa kalo gue masih mahasiswa haha. Guepun lupa kalo enggak ditanyain sama Elzano. Kita belakangan ini sering chatting, tapi belum pernah hangout bareng karena dia di Swiss dan gue di Finland. Belum seintim itu juga gue sama dia. Anaknya baik banget sih keliatannya. Kalo emang gak bisa bikin gue lupa sama Aranda, seenggaknya kita bisa jadi temen deket selama gue di sini. Seandainya kita ketemuan lebih cepet dari ini, mungkin dia bisa mempercepat penyembuhan gue juga haha. Gue baru cerita tentang gue bertengkar hebat sama papi gue dan cuti dari perkuliahan, tapi belum cerita kenapa. Nanti aja kalo ada kesempatan untuk deep talk. Gue juga belum tau banyak tentang dia.
Di minggu terakhir bulan keempat, Aunty Camilli aja gue dan Elzano ke Paris, bareng sama Uncle Deryl. Awalnya gue pikir sama grandma dan grandpa juga, ternyata cuma kita berempat aja. Aunty Camilli pengen gue lebih dekat sama Elzano. Mumpung dia lagi libur kuliah juga. Okelah, kita mencoba kesempatan apapun yang datang. Gak ada salahnya kan untuk mencoba?
Kita rencana dua malam sih di Paris, tapi karena kita sampe di Parisnya malam, jadi langsung ke hotel aja buat istirahat, gak kemana-mana lagi. Di lobby hotel, gue duduk di sofa berdua sama Elzano sambil menunggu Aunty Camilli dan Uncle Deryl check in.
"In your opinion, where's the best place to date in Paris?" Awww? Did he just sent me a code? Haha! How cute you are!
"I don't know. Eiffel Tower, probably?"
"Ahaha, yes. The top of mind."
"How about you?"
"River Cruise is underrated."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Romance"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.