Gue bawa mobilnya ngebut untuk menghilangkan jejak dan semoga Aunty Camilli gak liat mobil gue. Gue menahan semua emosi gue untuk gue lampiaskan nanti, tapi gue jadi takut pelampiasan gue akan mencelakai Aranda lagi. Gue gak mau dia terluka, padahal hubungan kita tercipta karena luka. AAAAHH KENAPA SEMUANYA JADI GINI???!!!
Sampe di apart, gue buka pintunya dengan kasar. Masuk kamar pun gue langsung membiarkan tas belanjaan ini terjatuh ke lantai. Aranda yang liat gue kayak gini langsung nyamperin sambil mindahin tas belanjaannya ke meja makan.
"How are you? Why are you mad? What is the incident?" Ditanya gini, gue malah nangis! Gue berjalan dan duduk di pinggir kasur sambil nangis, melampiaskan semua yang terjadi sejak hari rabu.
"FUCK THIS WORLD!"
"Heyyy!!! Kenapaa???" Aranda nyamperin gue dan ikut duduk di pinggir kasur. Dia rangkul dan elus-elus pundak gue.
"ANJING! SEMUA ORANG BANGSAT!" Tau emosi gue masih meluap-luap, Aranda enggak bertanya lagi sampe gue selesai nangis dan misuh-misuh.
"Lampiasin semuanya, La."
I need your hug like the first time you did to me! Why didn't you hug me?! I'll do it for you! So we can still together!
"Tante Ratna knew about us. She threatened me to find out about us and tell the truth to papi. It's because on two weeks ago before papi and I went to your house, he asked me about you and I don't like it. Dia curiga kenapa gue se-gak mau itu ngebahas tentang lo. Sampe-sampe dia nanya apakah gue yang buat lo terbaring di rumah sakit empat hari. Pada akhirnya kita janji, dia gak boleh komunikasi dan lebih dari temen sama Tante Ratna, begitu juga gue dan lo. Gue kayak gitu karena gue benci banget sama Tante Ratna! Gue gak suka dia ikut campur gitu! Terus kemarin Tante Ratna bilang papi emang udah meminimalisasi komunikasi mereka. Bahkan papi bilang soal perjanjian itu sama Tante Ratna. Karena kita ketauan masih komunikasi dan bahkan jemput Maya bareng, makanya dia gak suka. Papi udah menepati janji kok yang buat janji malah melanggar."
"Kenapa lu gak pernah ngomong soal janji itu sama gua?"
"Karena gue gak seserius itu! Gue cuma benci banget sama Tante Ratna dan gak mau papi berhubungan sama dia lagi!"
"Terus gimana lanjutannya?"
"Ya dia bilang meskipun gue bolehin dia komunikasi lagi sama papi, dia akan tetep cari tau soal kita. Dia nebak kita udah have sex. Terus gue bilang kita cek keperawanan aja. Gue tantang dia! Kalo gue masih perawan, dia gak boleh bersinggungan lagi sama papi bahkan keluar dari kantor papi. Terus dia counter gue dengan bilang kalopun gak ada penetrasi, bukan berarti gak ada tindakan seksual lainnya. Jadi dia mau cari tau."
"SHIT!"
"But that's okay. Gue bilang ke dia soal papi dan Aunty Camilli. Gue bilang kalo gue bukan papi yang pernah HS sama orang lain. Dia kepo untuk tau lebih lanjut. Ini gue manfaatin buat bikin kesepakatan. Kalo gue kasih tau tentang siapa orangnya dan bukti-buktinya, dia berhenti cari tau tentang kita dan jangan bilang ke papi kalo tau ini dari gue. Gue juga menambahkan kalo gue deket sama lo kareba cuma lo yang tau cerita ini dan ngertiin gue. Lo pernah mengalami hal serupa yang bisa membantu gue melewati masalah ini. Makanya gue gak bisa lepas dari lo. Then, it worked. Dia gak mau lagi bersentuhan sama keluarga gue. Dia kecewa banget sama papi. Satu sisi gue seneng akhirnya selesai masalah kita dan dia menjauh dari papi, tapi sisi lainnya gue merasa bersalah karena udah terlalu ikut campur masalah papi sampe ngancurin hubungan dia."
"ASTAGA, ESTELLA! Sumpah, gua gak kebayang respon papi lu gimana kalo tau ini ...."
"Mereka emang lagi break gara-gara perjanjian itu. Makanya papi gak sadar ada sesuatu yang signifikan terjadi di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Romance"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.