Bahkan setelah Mas Tara pergi, kita masih tegang. Gak ada kenyamanan yang tercipta di sini.
"I want to be honest that the time when I told I was away from Camilli, actually we met once by accident and ended up in a hotel. We're not staying over, but we also not using a contraception. It just one time thing. But who knows that it would become an embryo." APALAGI INI ASTAGA TUHAN!!!
"Aku capek banget, Pi ...."
"So, end it up now. I know more than you know, Estella. She told me all of her. Eventho she ever lied before, but she told me honestly later."
"So, what about your visa? You visited Malaysia, Singapore, and Thailand 3 months ago. Is it also the moment when you got pregnant for the first time?"
"Itu aku cuma jalan-jalan sama temen-temenku."
"Temen yang mana? Aunty kan dari kecil di Finland. Punya temen dari mana?"
"I have the photos to show you."
"I don't need it, tapi itu sus banget! Kalopun emang bukan dari laki-laki lain, kenapa pas awal Aunty mau gugurin? Kenapa juga sampe bohong sama papi soal kandungan yang baru dua minggu kalo tujuh minggu yang lalu kalian juga sempet ketemuan? Kan Aunty down bad banget sama papi. Terus buat apa bikin-bikin drama segala cutting, mau balik ke Swiss, atau bahkan stres sendiri sampe janinnya bermasalah? Kan bakal dinikahin juga!" Aunty mikir keras. Papi juga cuma bisa menunggu jawabannya. Mampus lo! Skakmat kan!
"Terus itu di lemari kenapa banyak banget lingeries? Mau jadi stripper?! Kondom juga banyak banget di laci. Masa iya cuma dipake sama papi? Kan katanya cuma lima kali. Lima kali termasuk yang tadi baru bilang itu gak?"
"Ella—"
"Ngaku deh pernah tidur sama siapa aja! Mas Tara meskipun gak ada penetrasi kan tetep aja ada hubungan seksual! Terhitung lah!"
"Iya, aku jawab. Aku tidur sama beberapa orang, tapi cuma one night stand. Itu pas rentang waktu tiga sampe empat bulan terakhir pas aku sama papimu away sebelum pertemuan kita yang gak direncanakan itu. Tentu awalnya aku juga mikir ini belum tentu anak papimu, makanya sempet bohong, sempet stres, sempet pengen pergi aja. Tapi setelah dihitung-hitung lagi, tanggalan waktu terakhir sama papimu itu yang paling tepat sama usia kandungan. Aku udah bilang ini ke papimu kok. Kamu gak usah khawatir aku menutupi sesuatu ke papi kamu."
"La, padahal kamu bisa nanya ini dari awal. Gak perlu sok-sokan jadi detektif sampe masuk ke properti orang tanpa izin. Itu tindak pidana loh, La! Camilli bisa tuntut kamu kalo dia mau."
"Ya tuntut aja."
"Kamu gengsian banget sih jadi orang? Siapa yang ajarin kamu kayak gitu?" Gue gak mau jawab pertanyaan ini.
"Tapi berarti itu asumsi doang kan? Bukan hitam di atas putih kalo itu pasti anak papi. Buktinya sebelum itu ada banyak orang yang bisa jadi ayah biologisnya."
"Kamu keras kepala banget sih! Kan udah dibilang sama dokternya itu beresiko!"
"Tidak disarankan, bukan dilarang. Kalo itu emang anak papi, aku janji gak akan menganggu gugat hubungan kalian sampe bayinya lahir."
"Ya udah gak papa, Mas. Kita semua perlu tau juga. Aku gak tenang kalo belum tau ayah biologisnya meskipun aku bakal sama kamu nantinya." CIHH!
"Ya udah. Hari Rabu aja pas aku libur. Tapi kalo ada apa-apa, papi akan salahin kamu ya, La."
"Aight."
Selesailah masalah kita sampai di sini. Tinggal tunggu tanggal mainnya nanti. Kalo itu bukan anak papi, gue bakal cari tuh ayah biologisnya sampe dapet! Enak aja main lempar tanggung jawab ke orang lain!

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush with Benefits
Romance"Hidup di belakang topeng dan menari di atas panggung." Kiasan yang cocok untuk Estella Beatrice dan Mischa Arananda di saat kehidupan sempurna mereka terbantah dengan preferensi menyimpang yang mereka lakukan untuk melampiaskan beban kehidupan.