✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭⬗ taruhan ⬗
❝ seharusnya kamu ngomong dari awal, kalau pacaran sama aku cuma buat dare. Biar aku jalaninnya gak pake perasaan.. ❞ Kim Gyuvin
"Ini udah setengah tahun, taruhan kita selesai!"
Langkah Gyuvin berhenti didepan pintu ruang ketos. Entah mengapa tubuhnya memilih diam dan mendengarkan suara tegas didalam sana.
"Gue tau. Gak perlu lo ingetin segala!" Itu suara Gunwook, Gyuvin sangat mengenalinya.
"Bagus kalau lo tau. Gue cuma ngingetin aja, biar lo gak lupa diri dan malah keasikan macarin gyuvin si anak polos itu!"
"Bacod!"
Gyuvin tertegun.
Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya bergetar dan tiba-tiba matanya terasa panas.
"Gue bakal mutusin gyuvin hari ini──
──dan bilang kalau selama ini lo, gak pernah suka, sayang bahkan cinta sama dia! Lo cuma jadiin dia taruhan doang."
"Iya."
Tes!
Gyuvin reflek mendongak dan mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes sambil tersenyum ketir.
"Bagus! Gue akuin.. lo emang gentleman!"
Ceklek!
"Oh! Kita tercyduk, nuk!"
Gunwook melotot kaget saat melihat Gyuvin yang berdiri didepan pintu ruos sambil memegang tas bekal yang selama enam bulan ini menemani hubungan mereka.
"Vin.──
──A.. a-ayo, putus."
Tangan Gunwook menggepal kuat mendengar suara lembut kekasihnya mengatakan kalimat maut itu. Rahangnya mengeras saat netranya menangkap bulir air mata mengalir di pipi gembil Gyuvin.
Gyuvinnya menangis, namun sambil tersenyum. Membuat Gunwook merasa di tampar keras. Rasa bersalah membuncah dihatinya.
"Okeh! Permainan selesai! Gue cabut dulu!" So Junghwan, lelaki berbadan kekar nan tegas itu melenggang pergi begitu saja.