✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭
💸 rich 💸
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok tok tok!
"Dek! Ada tamu! Tolong bukain pintu!" Teriak Jeonghyeon yang tengah berkutat dengan alat masak di dapur.
Tok tok tok!
"Haish! Ibu! Ada tamu!!" Teriaknya lagi.
"Oh iya.. ibu kan udah nyusul ayah ke kantor.." monolog Jeonghyeon setelahnya.
Maka dengan terpaksa ia meninggalkan pekerjaannya sebentar dan berjalan menuju pintu utama masih dengan memakai celemek di tubuhnya.
Ceklek!
"Loh.. ricky? Ngapain pagi-pagi kesini?" Tanya Jeonghyeon bingung.
Ricky.
Lelaki bertatto itu terlihat sangat rapi menggunakan kemeja hitam tanpa jas serta celana hitam.
"Mama bilang hari ini kita harus beli cincin.." kata Ricky datar.
Jeonghyeon blank sebentar, lalu mengangguk patah-patah.
"O-oh. T-tapi sebentar, yah? Aku belum selesai──
──iya."
Jeonghyeon pun mempersilahkan Ricky untuk masuk.
"Kamu udah sarapan?" Tanya Jeonghyeon saat Ricky sudah duduk anteng di sofa.
Tanpa menatap Jeonghyeon, Ricky menggeleng singkat. Jeonghyeon manggut-manggut kecil.
"Mau minum kopi, teh, atau..?" Tanyanya lagi.
Kali ini Ricky mendongak. Menatap Jeonghyeon yang juga tengah menatapnya, menunggu jawaban darinya.
"Kopi susu." Jawabnya singkat.
Jeonghyeon kembali mengangguk,
"Aku bikinin dulu." Katanya lalu berlalu ke dapur.
Ricky cukup tertegun. Jeonghyeon sangat perhatian dan cekatan. Tak lama, Jeonghyeon kembali dengan segelas kopi susu panas.
"Nih. Sarapannya masih belum siap, tunggu bentar gak papa, yah?" Ucap Jeonghyeon.
Ricky mengangguk singkat.
