Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu itu anak sulung, junhyeon. Kamu harapan terbesar papah untukmeneruskan perusahaan papah!"
"Papah gak ngerti bahasa manusia, yah? Aku gak mau! Aku mau kuliah, aku mau jadi arsitek! Bukan pengusaha!"
BUGH!
Pukulan itu meninggalkan luka dan memar di wajah Junhyeon.
"Asal papah tau─ ini yang ngebuat aku gak mau jadi pengusaha. Aku, gak mau jadi sosok tempramen kaya papah!."
Setelah mengucapkan kalimat sarkas itu, Junhyeon bergegas pergi meninggalkan rumahnya. Ia bahkan melewati ibu dan adiknya begitu saja.
⭒❁⋆
"Yaampun moeeee.. semuanya kan bisa dibicarain baik-baik. Gak harus.. hais.."
Taerae benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Masalahnya, dokter mengatakan jika luka Junhyeon ini cukup serius.
Mau dirawat, Junhyeon yang tidak mau. Alasannya?
"Aku mau dirawat kak rere aja.."
Dasar bucin!
"Udah ree, biarin aja. Biar junhyeon disini sampai dia sembuh.." pembelaan dari bundanya Taerae untuk Junhyeon terdengar.
Membuat Taerae yang mendengar itu merenggut.
"Tuh kan! Bunda selalu belain moe, selalu manjain dia! Nanti dia makin ngelunjak sakitnya, bunnn..!" Serunya merengek.
Junhyeon dan bunda Kim auto terkekeh geli. Taerae jika sudah kesal itu sangat lucu dan menggemaskan. Ini buktinya.
"Mana ada orang sakit ngelunjak, ree.." heran bunda Kim.
"Udah, bunda tinggal dulu. Jangan di kasarin itu, calon mantu kesayangan bunda!"
Ademnya hati saia membaca ini😊
Sepeninggalnya bunda Kim. Kamar Taerae pun hening. Taerae yang sibuk mengompres lebam diwajah Junhyeon, dan Junhyeon yang anteng menatap wajah manis Taerae.
"Lain kali tolong jangan begini lagi, moe.." ucap Taerae lirih.
Junhyeon tersenyum tipis, tangannya bergerak mengusap air mata Taerae. Kak pacarnya ini memang cengeng sekali, manteman.. makanya Junhyeon sayang.
