Forced Circumstances 10

375 36 6
                                    

Suara burung albratos menghiasi langit di atas laut yang berombak tenang. Kapal yang memiliki awak kurang dari 10 orang, yang mengibarkan bendera tengkorak hitam menepi dibagian pantai yang tak terjamah.

"Zoro kau akan membawa Sanji-kun?" Tanya Nami.

"Ya"

"Super mengejutkan" Komentar franky pada zoro yang membawa sanji dalam gendongnya ala pengantin. Namun sang mempelai ini tidak dalam balut gaun melainkan dalam kepompong selimut.

"Nah nah Zoro jadi kau sebenarnya khawatir juga dengan Sanji kan" goda usopp.

"Diam kau Usopp"

Berjalan melewati bagian daratan yang dipenuhi bangunan terbengkalai, batu batu tembok bekas bangunan nampak menyatu dengan alam. Robin sedikit penasaran, ia mengobservasi sekitar mungkin bisa jadi ada informasi didalamnya. Tapi itu hanya bagian kota yang tidak lagi berpenghuni. Informasi reruntuhan yang bisa diambil bukan apa yang dia cari.

Mereka sudah masuk ke dalam kota.

"Kita sepertinya beruntung lihat ini kota wisata, ada banyak penginapan yang bisa kita pilih" Antusias Nami.

"Apa gunanya kau tetap akan memilihkan penginapan murah untuk kita"

"Eits kau bicara apa!" Nami tersinggung.

"Aku bicara fakta"

"Diam kau Usopp!!" Nami dan Usopp mulai berkelahi.

"Oy oy oy"

"Nami-san lebih bersemangat yohoohoh"

Robin mendekat pada Zoro yang menggendong Sanji dalam bungkus selimut seperti bayi. Wajahnya sedikit merah kepanasan, dengan dahi yang ditutupi kain. Chopper bilang dia tidak demam tapi tubuhnya merasakan panas dan dia mengeluarkan keringat banyak.

Robin mengambil handuk dingin baru untuk menggantikan handuk yang sudah lembab becek.

Setelah sensasi dingin wajahnya terlihat lebih nyaman dalam tidurnya dengan nafas teratur berasal dari mulut tipisnya yang agak terbuka.

Jari lentik Robin memainkan pipi pria dewasa seolah menggoda bayi yang tertidur, dalam posisi ini agak memalukan jika sanji tau, Zoro dan Robin seolah orang tua dari bayi besar yang tak berdaya ini.

"Sebenarnya kau sedang apa?" Ucap Zoro. Urat-uratnya muncul karna menahan sebal.

"ehe" Robin terkekeh tanpa dosa tersenyum sampai matanya hanya segaris. Yang membuat Zoro kehilangan kata-kata.

"Sanji tidak apa-apa?" Luffy datang dan mengintip kearah wajah kokinya.

"Kau bisa lihat sendiri" Ketus Zoro.

"Zoro kau mau gantian? Kau pasti lelah sini sini berikan sanji padaku. Aku kuat!" Ucap Luffy gagah menampakan otot tulang.

"Tidak usah" Dinginnya Zoro, menjauhkan dirinya dari Luffy.

Usopp dalam dekap Nami dengan wajah yang sudah babak belur ia diseret tanpa ampun.

Diluar dugaan, Nami memilih penginapan yang luas dan nyaman. Bisa jadi terbilang cukup merogoh kocek keuangan bajak laut kecil ini.

Robin senang dengan pilihan penginapan yang Nami pilih, "aku sangat menyukai pilihanmu Nami"

"Hihi, serahkan padaku" Bangga Nami dengan senyumnya.

"Tumben sekali, ini terlihat super mahal" Ucap Franky.

"Tidak masalah kita memiliki banyak emas dari Fishman island. Tidak seberapa.. Juga ini demi kenyamanan Sanji-kun"

side story from one Piece (Fanfic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang