Forced Circumstances 26

122 13 7
                                    

itu pria atau wanita? dia tinggi duduk disebelah Sanji dengan melipat lutut dan menopang dagu dengan kedua tangannya.

"siapa lagi" ucapnya santai sambil menaikan bahu singkat.

"... ivan..kov..-san" Sanji menatap dengan binar polos dengan pupil yang murni lalu berpaling murung seperti anak yang sedih.

"kau selalu mencariku ketika keadaan kritis"

"maaf"

"hey bukan itu reaksi yang ingin aku dengar cookboy~~" tangan besar itu menutup seluruh kepala Sanji, menepuk dan membelainya.

"tidak apa-apa.. bukankah kau sudah kesulitan? lagipula aku yang mengatakan kepadamu untuk bersembunyi sebagai guide"

Tiba-tiba siluet menjadi aneh, mungkin karena Sanji selalu mengandalkan ivankov dalam alam bawah sadar dia tidak berdaya dan disini bentuknya seperti anak kecil.

dan seperti anak yang belum dewasa dan tumbuh emosinya menjadi mudah, perasaan yang menyakitinya meluap dengan bebas, hidungnya memerah lalu air menggenang di bawah kelopak mata. dia menahan diri agar tak ada yang jatuh tapi air mata itu deras banjir melewati pipinya.

"heu huaa eeuu aarghh euu" dia menangis seperti anak kecil menyeka mata dengan siku seperti anak-anak.

ivankov disini tidak nyata, dalam kenyataannya meski Sanji selalu mengandalkannya, ia tak pernah menunjukkan sisi manja dan menolak bergantung sukarela pada ivankov, Sanji keras kepala bahwa ia pria yang tangguh! topeng yang sama yang ia bawa sampai pada nakamanya.

dia murid yang selalu menunjukkan taring pada guru masak sekaligus mentor guidingnya itu. dan jelas didepan Nakamanya ia yang tidak mau dianggap lemah merepotkan.

tapi dia sebenarnya anak kecil yang ketakutan.

dia pernah memohon agar ayahnya menyelamatkannya ketika dipukuli, tapi ayahnya bertanya "kenapa?". seperti ikatan itu tidak pernah ada, dan orang itu perlu alasan untuk menyelamatkannya.

dia menangis meminta maaf dan meminta untuk tidak ditinggalkan sampai meraung di sel gelap yang dingin, tapi tak ada seorangpun yang datang mewujudkan kebebasan.

dan itu kembali terjadi di kamabaka ketika sesak pasir memenuhi paru-paru dan dinginnya laut malam yang jahat harap-harap selamat dari esper yang menggila, seberapa banyak dia merendahkan diri dan memohon tidak diperlakukan tidak adil tak ada yang mendengar dan menyelamatkan.

dan lagi ia harus mengalami hal buruk dimana tubuhnya sendiri tidak mendengarkannya, dia tidak mau disentuh tidak mau disetubuhi tapi kakinya terbuka sendiri mulutnya menerima penis, dia yang seharusnya hanya menjadi guide untuk kebutuhan nakamanya, sukarela membuka tubuhnya dengan cabul di dressrosa.

maka jangan berpikiran sempit, bukankah kakak perempuannya Reiju pada akhirnya datang membiarkannya bebas dari sel dan keluarga yang tak menginginkannya.

ivankov juga ada untuk membalut luka dan memberinya informasi ketika datang.

akhirnya pasti nakamamu datang dan menyelamatkan, ini bahkan lebih meyakinkan dari semua yang pernah dia alami. Sanji tau bahwa nakamanya akan datang... jika mereka tau.. tapi mereka tidak tau bahwa Sanji ada saat ini.. iya kan.. dia tidak yakin..

penghiburan.. dia berharap..

Sanji mengeratkan tangannya seolah enggan, tidak! dia sedih dan marah.

persamaan atas seluruh kejadian itu.. dia harus selalu terluka lebih dulu! disakiti! dilucuti! dia harus merasa putus asa sampai kedalam sel-selnya, mendapat memar dan darah lalu hancur, baru sebuah pertolongan akan datang.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang