Forced Circumstances 5

305 35 2
                                    

Pagi hari datang Sanji terlelap dibawah tangga meringkuk. Nami yang akan menuju kebun merasakan hawa seseorang di bawah. Melihat Sanji ia benar-benar tak habis pikir mengapa anak itu tidur diluar dengan posisi yang akan membuat tubuhnya sakit.

"Oy Sanji-kun bangun! Kenapa kau tidur disini?" Sanji tersentak kaget.

"Ah aku ketiduran maaf nami-san"

"Ya" Nami ketus dia ingin mengomel tapi ia masih kesal dengan Sanji.

Pria surai pirang itu sadar akan ketus Nami. Yah itu wajar Sanji tidak menyalahkan, karena memang salahnya.

"Terimakasih sudah membangunkanku" Ucap Sanji tersenyum. Ia lalu pamit kembali keatas untuk mempersiapkan tugasnya.

Nakama berkumpul untuk sarapan sambil saling bercanda untuk mencegah bosan menunggu makanan siap.

Kecuali Nami dan Zoro semua orang mencoba biasa saja dengan Sanji, menghargai keinginannya. Bersikap seolah percakapan kemarin tidak ada tapi justru Sanji sendiri yang malah menjadi tidak tenang dan enggan.

Desis panci nyaring dan muncul bau asap menghitam.

"Oy oy oy!!!!"

"Bau terbakar!"

Kompor dimatikan oleh Brook dan Sanji ditarik menjauh dari panci yang hampir meledak.

"Sebenarnya ada apa denganmu sih Sanji kun!" Nami kesal yang sebenarnya juga bercampur khawatir.

Sanji baru sadar akan sekitar. Dia terlihat linglung "um ah.. Ahhhh AA!!" Makanannya rusak, dia merasa bersalah "maafkan aku.. Maaf aku akan memasak ulang.. Tolong tunggu" Ia gelagapan.

"Sanji-san kau benar tidak apa-apa?"

Sanji menjawab kekhawatiran Brook dengan wajahnya yang meyakinkan.

Menepuk-nepuk pipinya agar sadar, dia kehilangan fokusnya sampai membuat makanan hangus sekaligus membuat semua orang menunggu lebih lama lagi untuk sarapan.

"Sanji kau baik-baik saja?" Tanya Usopp.

"Aku baik tunggulah akan aku percepat"

"Maksudku bukan soal makanan"

"Tidak perlu khawatir Usopp"

Makanan tidak lama siap.

"Terima kasih Sanji!!" Riang Luffy.

"Ya.. Aku keluar sebentar untuk merokok"

"Kau tidak makan bersama kami?" Tanya Franky.

"Aku akan makan setelah merokok, mulutku asam" Alasannya. Sebenarnya Sanji hanya merasa canggung. Juga dia merasa buruk karna membuang makanan. Salahnya...

"Baiklah, cepat kembali atau makanannya akan kuhabiskan" Ucap Luffy.

"Luffy kenapa kau terkesan santai dengan Sanji-kun! Kau harus serius kau membutuhkan guiding lebih dariku dan chopper bukan?" Ucap Nami kala Sanji sudah keluar.

"Benar"

"Lalu kenapa kau biarkan Sanji?"

"Dia akan setuju tidak lama lagi, tunggu saja shishi"

"Kau yakin?"

"Ya! Dia tidak tahan dan sedang merasa bersalah, dia begitu."

"Huhhhh baiklah" Melihat Luffy yakin, Nami tidak khawatir.

"Tapi sangat aneh mengapa dia sangat keras kepala untuk tidak mau melakukan guiding"

"Usopp-san.. Ada guiding yang membutuhkan lebih banyak pengorbanan guide. Jika tebakanku benar mungkin Sanji-san kesulitan untuk itu"

side story from one Piece (Fanfic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang