Keluarga menjadi lengkap dengan kehadiran zuzu(dibaca dudu), nama panggilan yang Zoro berikan. Sanji menyesal karna menyerahkan kesempatan memberi nama panggilan anaknya pada Zoro. Tapi setelah dipikirkan itu cocok untuk anak mereka yang lahir sangat manis dan lucu.
Setelah beberapa bulan halis anaknya terbentuk, itu lucu karna tegas seperti milik ayahnya tapi juga keriting diujung seperti miliknya. Dan ia memiliki mata biru yang cantik.
Zuzu anak yang tidak rewel, ia nampak sangat suka meminum susu darah yang dihasilkan punting Sanji. Sanji tidak pernah berpikir itu muncul dari tubuhnya, ada banyak yang tidak ia ketahui dari dunia ini.
Zoro masih sama jarang pulang, tapi sekarang sanji berkompromi karna sudah ada zuzu dirumah yang menemani juga fokusnya seluruh hanya untuk zuzu setiap harinya jadi ia tak banyak memikirkan Zoro. Namun, bukan berarti ia tidak merindukannya.
Kali ini Zoro pulang larut lagi sekarang mereka bertemu saat-saat pria ini kembali karna zuzu yang kerap kali bangun di tengah malam. Ia tidak rewel malah anteng dengan melihat bulan penuh dengan matabulatnya sanji menemani meski mengantuk dan lelah.
Tapi saat ini ada Zoro, dudu yang dipangku Sanji, yang terlelap di dada lebar Zoro.
Mata mereka memiliki warna yang berbeda tapi bagaimana mereka menikmati cahaya bulan dimalam hari sama sedangkan satunya sudah terlelap dalam tidur.
Zoro melihat zuzu, tatapannya dalam bergantian menatap Sanji yang terlelap. Wajahnya menyimpan hal yang tidak bisa ia ungkapkan sambil terus membelai pasangan yang sudah memberikan ia kebahagiaan penuh.
"Zuzu, kau harus tau waktu, ibumu terkadang lelah.. Ayo tidur"
"Baba.."
"Ya tidur sayang"
"Ba"
"Aku harus bertanya pada sanji, apa arti ba itu..."
~~~
Zuzu sudah menginjak enam bulan tubuhnya mulai tumbuh menunjukan perbedaan, hari ini ia menangis sangat kencang tidak biasanya seolah ia kesakitan. Sanji cemas, dan ini sudah tiga hari anaknya tak lagi mau menyusu darinya. Apa yang harus ia lakukan kemana ia harus bertanya. Panik membuatnya tak berpikir jernih.
Sanji menelpon Zoro dan hanya menjadi sia-sia karna itu tak menyambung sama sekali.
Ia pergi kerumah sakit sendirian pada akhirnya.
Zuzu masih menangis dalam perawatan dan menambah kecemasan.
Setelah pemeriksaan anaknya dikembalikan pada gendongnya. Ini mungkin berarti dia baik-baik saja? Tapi mengapa wajah dokter serius.
Sanji menepuk zuzu, sekarang hanya berwajah masam tak nyaman mungkin ia masih kesakitan dan ingin menangis tapi sudah lelah.
"Anakmu mulai menunjukkan gejala seperti hybridia, terlebih kurasa karna kalian orang tuanya berasal dari kalangan atas masing-masing Ras"
"Hybridia? Tapi.. Kami berdua vampir"
"Kalau begitu mungkin karna salah satunya adalah vampir kelas atas, namun lainnya memiliki gen kuat yang bertolak belakang"
"Apa yang..." Sanji tidak bisa mengerti. Tapi mengapa hal penting ia lewatkan. Zoro.. Apa benar ia seorang vampir? Sanji tidak pernah benar-benar menanyakan itu karna ia berpikir semua orang vampir disini. Dan tidak mungkin ia tidak bisa membedakan seorang hunter.
KAMU SEDANG MEMBACA
side story from one Piece (Fanfic)
FanficAdegan adegan tambahan dari imajinasi jiji Enjoy~~~ Isinya kaya draf, bisa awal short story yang jadi long story. Bisa tambahan dari cerita asli One Piece atau juga bisa special moment" Tertentu. Pokonya kaya martabak - special lah buat kalian wkw...