forced circumstances 13

352 29 3
                                    

Ruangan dengan atmosfer khawatir yang terasa, empat orang menjaga satu pria sakit di atas kasur.

Pria dengan surai kuning, dalam kenangan lamanya. Kembali pada saat saat ia berada dibagian lain lautan dari tempatnya sekarang.

Hari yang sama bagi Sanji saat itu, kakinya dibawa dan diseret dua okama setelah menerima luka yang cukup serius akibat melawan, ia akan dibawa ke pusat kerajaan kamabaka.

Wakil ratu disana bersama seluruh esper yang sudah terlihat seperti monster. kulit mereka abu-abu, mata merah menyala, kulit mereka retak dengan darah.

Tubuh sanji merinding seketika, rasa pasrahnya saat diseret mati berganti keinginan untuk lari. Sanji berbalik cepat menggaruk tanah.

"Tidak... Heu tidak mau!!"

Dia tidak akan dihadiahi resep jadi untuk apa ia melakukan semua itu, dia ingin pergi! tidak mau jika harus mengalami hal mengerikan itu lagi!

saat ini di depannya seperti altar persembahan, dia adalah tumbal untuk diserahkan pada para okama-okama gila itu. atau mungkin mereka ingin menjadikannya mainan dipesta gila mereka.

yang jelas dia ingin lari.. tidak ingin lagi.

Jarinya menancap keras pada tanah dia bahkan menggigit tiang besi untuk menghentikannya dibawa ke tempat itu. tanah membentuk jejak dengan merah dari kulitnya yang menipis.

Okama yang membawanya menarik-narik dan menjadi sangat kesal, kepala sanji ditusuk-tusuk ujung hills. "HEY!" brug brug brug!

pusing dan darah mulai membasahi pelipisnya, mulai masuk ke mata sanji membuat perih. tapi hal itu bahkan tak membuatnya menyerah, Sanji masih keras kepala menggigit besi dan menggaruk tanah tak ingin dibawa pergi..

Seseorang datang membawa kapak, menancapkannya ke tanah. 

tepat... didepan jari Sanji. 

"Maju beberapa inci maka jarimu akan pasti putus." ucap pembawa kapak dengan nada berat seorang pria.

mata sanji terbelakak saat kapak itu hampir saja memutuskan jarinya. Dari bawah ia mendongkrak, mendapat mata ancaman yang tidak main-main. Giginya bergetar di tiang besi mengendurkan pertahanan.

"Arghhhhhh aghhhh" Sanji berteriak, menangis sejadi-jadinya. Melepas gigitan, dan melepas jarinya yang sudah luka dari tanah. "Arhhhhhh heuuuuu heuk" mengutuk pada dirinya yang lemah.

Menjadi hari buruk lainnya dari tempat sialan ini. 

Berapa banyak banci yang melakukan guiding, 

Berapa penis yang menggunakan lubangnya,

Berapa kali mereka menjamah tubuhnya.

tidak bisa sanji hitung....

~~~

Entah hari apa itu dan sudah berapa lama sejak saat itu.

Sanji bangun, tubuhnya berbalut perban tak bisa bergerak.

"Kau bangun boy"

Tapi suara itu membuat tubuhnya beroperasi, bangkit dengan hawa membunuh seperti hewan liar. Sanji melompat dan langsung mengigit tangan ivankov.

"Sudah kubilang kau seharusnya pergi" Ucap ivankov tenang, dia mengelus Sanji, seperti pada seekor  anak anjing.

Ivankov melihat Sanji, mata yang basah dengan air menatap takut tapi dia tak bisa melihat siapa sebenarnya yang ada di depannya. Baginya siapapun itu adalah musuh. 

Giginya menancap seperti taring hiu. kulit ivankov berdarah sekuat itu dia mengigit untuk melindungi diri.

Sanji ditekan ke kasur, lalu pria itu menggeliat acak mengamuk entah dari mana energi itu berasal padahal ia sedang terluka baru sadar dari komanya.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang