"eumm luffy"
"yah sanji"
"ayo pacaran"
.
.Sanji sedang fokus bekerja, ia sedang menyiapkan hidangan special yang sudah ditunggu para pengunjung hotel dan restoran. dengan lihay tangan itu dapat membalik makanan hanya dengan mengangkat teflon. api juga menyembur karna cipratan minyak. sanji terlihat keren, tapi dia berekspresi muram dan datar tanpa semangat
"ini hidangannya" seru sanji pada pelayan dengan nada datar saat menyajikan hidangannya yang selesai.
"lemas sekali, jangan-jangan CEO sedang mencampakannya dia jadi moody"
"haha, mungkin ceo sudah bosan dengannya"
"Benar lagi pula apa bagusnya sih sanji"
Saup-saup dari koki lainHari-hari seperti ini sudah sering sanji hadapi, setiap gerakannya menjadi pembicaraan dan selalu salah dimata para rekan kerjanya. makanya ia memilih untuk tidak meladeni mereka dan menunjukan kelayakannya dengan bakat memasaknya.
dia yang sekarang menganggap semua orang tidak penting. karna baginya yang terpenting adalah 'Dia'.
namun, sejak hadirnya luffy ekspresi sanji kembali. sanji yang datar bisa marah dan kesal pada luffy. tingkah sembrono, egois, tidak terduga dan diluar nalar dari Luffy adalah penyebabnya. sehingga sanji yang tidak ingin pedulipun terpaksa harus peduli.
Tapi hari dimana ia akhirnya menerima luffy, adalah tipuan. hari itu sanji makin yakin bahwa sosok mantan kekasihnyalah yang dia inginkan, hanya dia dan tidak bisa digantikan. Saat melihat seseorang disampingnya sanji merasa hancur dan dan sakit. ia tidak mau merasakannya lagi.
Sanji meyakini bahwa mantannya juga akan merasakan hal yang sama jika ia bersama dengan pria lain. makanya ia meminta luffy berpacaran, dengan harapan saat mantannya tau ia akan kembali padanya.
.
."Sanji ayo pulang" Jemput luffy depan ruangan ganti para koki dengan suara nyaring khasnya yang menggema.
Saup-saup bisikan terdengar membicarakan sanji, sanji hanya meleos keluar dengan tidak peduli ia bahkan tidak menjawab luffy dan melewatinya begitu saja.
Luffy melihat tajam semua yang membicarakan sanji. Mereka semua dibuat diam karnanya. Aura Luffy membuat mereka takut. Luffy jelas kesal karna mengira sanji mengabaikannya karna mereka. Tapi mata kesal itu tidak berubah hanya beralih menuju pada sanji. Luffy tidak suka diabaikan.
Luffy berjalan cepat menyusul, meraih tangan sanji dan menahannya.
"Eummn kau masih marah" Wajah itu berubah 180° , Luffy berekspresi memelas dengan nada imut ia merengek pada sanji.
"Aku cape Luffy" Sanji berbalik sekilas setelah terpaksa menoleh. Berniat kembali berjalan tapi Luffy masih memegang tangannya dan enggan bergerak. "Lepas" Dengan suara lelah yang tidak berniat.
"Tidak mau, sanji harus berjanji tidak marah padaku" Keluh Luffy.
"Luffy tolong, kubilang lelah ya lelah" Tegas sanji tak bersemangat.
"TIDAK!" Luffy tidak membentak ia hanya menegaskan apa yang ia mau seperti anak kecil yang memaksa.
Sanji menatap malas Luffy lalu berniat berbalik, tapi Luffy malah menarik tangan sanji lumayan keras, tubuh yang tidak siap itu ikut tertarik kehilangan keseimbangannya. Dan jatuh pada dada Luffy.
Wajah sanji merah bercampur marah dan malu. Karna disana banyak orang yang melihat.
"Luffy!!!" Sanji menatap geram, medorong tubuh Luffy dan kembali berbalik tanpa berkata apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
side story from one Piece (Fanfic)
FanfictionAdegan adegan tambahan dari imajinasi jiji Enjoy~~~ Isinya kaya draf, bisa awal short story yang jadi long story. Bisa tambahan dari cerita asli One Piece atau juga bisa special moment" Tertentu. Pokonya kaya martabak - special lah buat kalian wkw...