Tiga orang hunter yang menutup jalan, satu persatu mengganggunya, menyentuh sembarang. Sanji jelas menghindar dan menjadi mudur kebalik hutan membuatnya jauh dari jalan utama.
"Tolong, izinkan saya lewat.. Anak say--- aaa!"
Seseorang sudah dibelakang meremas tudung kepalanya dan menarik kebelakang. Sanji mendongkrak karna tarikan itu membuat lehernya tegang kebelakang.
"Ughh.. Kumohon" Rintih sakitnya.
Wajah dibalik tudung itu tersibak, wajah yang anggun dibawah sinar bulan dan mata biru seperti safir yang indah.
Bruk!
Sanji dilempar dan tersungkur di tanah.
"Tangkapan kali ini benar-benar luar biasa" Salah satu itu menjulurkan lidah seperti ular yang lapar.
Suara tangis makin kencang, Sanji kalang kabut menambah rasa paniknya.
Bulan yang bulat menyinari malam ini, sorot cahaya muncul saat awan hujan meninggalkan posnya. Menyoroti peristiwa ini seperti panggung pertunjukan.
Tiga orang itu berubah, mengaung sepenuhnya menjadi makhluk berbulu dengan taring dan mata yang tajam.
Graw!!!!!
Sanji menghindar saat salah satunya melompat, dia dengan cepat berdiri dan berlari. Tudungnya terbuka rambut pendeknya perlahan memanjang mata birunya berubah merah dan taringnya muncul. Kakinya berlari dengan cara yang berbeda dan sayap hitam muncul.
Hack!!! Sebuah kekuatan memang memiliki bayaran. Sanji muntah darah akibat tubuhnya yang tak bisa menampung energi besar yang terpaksa ia keluarkan.
"Ini demi dudu" Ia terbang. Tapi tiga hunter itu muncul diatasnya.
Brug!!!!!! Punggungnya menghantam tanah, dudu terlempar. Dan tak lagi terdengar suara tangis.
Hujan kembali turun, membuat mereka tertusuk rasa dingin. Luka dikepala akibat terbentur seolah dibasuh. Tangannya yang payah mendekat pada dudu. Anaknya tidak boleh kedinginan tapi matanya buram tak kuat lagi.
~~~
Slurppp... Slurpppp... Slurpppp...
Tubuh putih yang dihiasi kebiruan juga merah akibat kecup.
"Lepaskan!!! Lep... pas.. Angh~~~" Kesadaran menjadi sebuah hal yang mahal, entah berapa kali dia bangun dan kembali pingsan.
Dia sudah melawan sekuat tenaga tapi tubuhnya dicabik-cabik. Jika ia adalah manusia biasa, sudah pasti sudah mati sejak awal.
Tapi ia adalah vampir, anugrah itu menjadi neraka yang nyata.
Luka gigitan yang tak lama sembuh, cabikan buas yang mengoyak kulit akan meregenerasi. Rasa sakit yang terus ia dapat, mimpi buruk ketiga hunter yang menyiksanya juga mencumbu tubuhnya.
Tangan sanji yang melawan mereka potong, dan leher yang menolak bercumbu mereka patahkan.
Lidahnya koyak saat mereka memaksakan ciuman yang jelas Sanji menolak.
Dalam ketidak berdayaan ia mengutuk ketiga hunter.
"Arghhhhh!!!!!!" Sakit, rasa sakit ketika gigi taring dan lidah panjang mengulum miliknya, selagi lainnya mengisi lubang yang bukan hak mereka.
"Hnghh~~~, lucu miliknya lucu dan lezat"
"Ahh lubangnya sempit dan dengan baik memakan penisku"
KAMU SEDANG MEMBACA
side story from one Piece (Fanfic)
FanfictionAdegan adegan tambahan dari imajinasi jiji Enjoy~~~ Isinya kaya draf, bisa awal short story yang jadi long story. Bisa tambahan dari cerita asli One Piece atau juga bisa special moment" Tertentu. Pokonya kaya martabak - special lah buat kalian wkw...