Fake Face (Luffy x Sanji) 4

691 57 27
                                    

Tibalah manik hitam itu menatap tepat pada safir biru sanji. Luffy tersenyum tipis "itu karna Ace akan menikah"

.
.

"Euhh" Sanji terbangun diruangan asing yang belum pernah ia lihat. Ruangan itu kamar berdesain minimalis dengan dominasi warna putih yang luas dan tidak meninggalkan kesan mewah. Ia mendapati dirinya sendirian disana.

Busana yang kemarin ia ingat kenakan berganti piyama sutra yang nyaman. berkilau berwarna merah mempertegas aura kecantikan kulit putih sanji.

Ada segelas air di sebelah ranjangnya seakan tersedia untuknya. ketika menelusuri setiap sudut ruangan asing, sanji merasakan rasa berat pada sebelah kakinya. Benda itu dingin dan keras terasa oleh panca indra kulit kaki. Saat menyibak selimut yang menutupi tubuh itu, begitu terkejut sanji mendapati borgol dan rantai melingkar dikaki kirinya.

Flashback
"itu karna Ace akan menikah"

Respon sanji tidak sesuai dengan harapan Luffy, sanji tidak menangis ataupun menunjukan kesedihan frustasi mengetahui mantan yang ia idamkan kembali padanya, malah akan menikah.

Luffy tidak tau bahwa tepat saat ia membuka pintu sanji sudah memasrahkan segalanya dan ini sudah dititik lelah sanji. Air mata yang baru saja keluar hanya sisa terakhir dari rasa bersalahnya pada Luffy, bukan rasa frustasi kehilangan ace.

"Sejak kapan kau tau luffy? apa baru hari ini?"

"itu tepat saat sebulan kita berpacaran" luffy berkata sambil melihat pria yang ia cintai, penasaran dengan responnya. sanji mendengus "air mataku sia-sia"

entah mengapa respon sanji terasa menyebalkan bagi luffy "sia-sia?"

"lupakan, luffy ayo kita putus"

flashback end

"kau sudah bangun?" luffy masuk dengan wajah angkuh sombong, menatap sanji seperti biasa tapi mata itu memberi isyarat rasa belum terpuaskan dan senang seperti mendapatkan kembali barangnya yang baru saja hilang.

sanji tersentak, tubuhnya seakan tersihir dan membeku. saat ini menoleh pada arah suara itu saja terasa mustahil baginya. sanji terdiam tidak ada gerakan sekecil apapun.

Berbeda dengan luar tubuhnya yang tidak bereaksi yang seakan kehilangan fungsinya, didalam tubuh sanji begitu banyak peperangan dan gejolak yang tidak bisa dijelaskan. seolah suara luffy bisa menyihir semua sistem tubuh didalamnya menjadi bergerak abnormal tanpa sanji bisa kendalikan sendiri.

Adrenalin meningkat, deru nafas begitu mencekit, keringat yang membasahi telapak tangannya dan darahnya yang seolah mengalir lebih deras dari debit air terjun. perutnya seakan melilit mengecil menginginkan isinya untuk keluar.

tanpa ada pergerakan dan jawaban dari orang yang ia ajak bicara luffy akhirnya mendekat.

"kenapa kau tidak menjawab, aku merindukanmu kau tidak bangun selama dua minggu..." luffy duduk diranjang.

"ahh ya kau bahkan melewatkan pernikahan ace." luffy menghadap wajah sanji yang enggan mengarah padanya.

luffy kembali keposisi tegaknya dalam duduk. menyibak rambut yang menghalangi wajah cantik kekasihnya yang masih menunduk tidak bergerak. menyisirnya rambutnya lembut kebelakang.

"tapi kau tidak sendirian sanji..."

luffy mendekatkan wajahnya pada telinga sanji dan berbisik "karna aku selalu disini menemanimu"

flashback

luffy tersenyum dengan wajah jahil mendengar keinginan sepihak sanji.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang