*Basic Story from one piece
Menghalu zosan ver dimodif ala ala~~~~
Malam hari yang dingin, namun kehilangan awan menampakkan bintang yang begitu bersinar mempercantik nuansa.
Baru beberapa hari sanji pindah ke kota yang lebih sederhana dari metropolitan. Tempat sebelumnya pria dengan surai pirang itu berasal.
Menikmati daerah perbatasan kota dengan dataran tinggi. Secangkit kopi hangat, mantel dan pemandangan dari atas yang kerlip. Ia bersyukur Tuhan masih memberinya kehidupan.
Hembusan angin kencang menambah dingin malam. Tidak baginya yang menyukai fenomena alam itu.
Wusssss
"Anginnya kencang hihi" Senangnya tertawa. Tangannya mengerat pada kopi yang hangat. Jelas tubuhnya menggigil tak mampu sembunyi.
"Kau jelas kedinginan tapi malah tertawa" Ucap pria acuh, auranya sedingin malam ini.
Mereka dua orang asing yang kurang dari satu jam bertemu, duduk bersama menikmati akhir hari dengan cangkir kertas berisi minuman hangat.
Dimulai dengan "anda sendirian?" Tanya hangat berani pria pirang pada sosok yang duduk termenung pemandangan.
Melirik untuk berhadapan "ya" Ucapnya singkat.
"Boleh aku bergabung? Aku ingin duduk disini karna spotnya yang cantik.. A-aku bisa mentraktir anda jika tak keberatan.. Eum ba-bagaimana tuan anda mengizinkan?" Kikuk dan penuh kehati-hatian meminta apa yang diinginkan.
"Silahkan"
Roma senang, sanji antusias duduk bersama disamping. Alasannya jujur, namun dirinya tak mampu membendung ketertarikan pada pria yang baru ia temui. Karna jika ia tidak menarik, sapaan berani itu tak akan terlontar. Lebih baik mencari tempat duduk lain dari pada bersama pria tak dikenal. Yah walau sebenarnya cafe ini penuh tidak ada kursi untuknya sendiri, ia akan mencari cafe lain.
Sosok ini jelas pengecualian, tubuhnya seolah terdorong untuk mendekat. Apa ini? Sanji tak mengerti. Tak ingin menampik suatu yang dia rasakan. Dia impulsif mengikuti intuisi hati menarik.
"Kau kenapa malah tertawa?" Tanya pria disamping yang terlihat penasaran pria yang begitu humble tersebut tertawa pada angin malam yang dingin.
"Aku menyukai angin" Sanji menghirup rokok perlahan, menikmati isap nikotin yang merasuk bersama udara.
fyuhh~~~~ membuang dengan tenang, asapnya membaur perlahan menghilang.
sanji melanjutkan kata "karna saat aku merasakan hembusnya. Artinya ini kebebasan" Senyum lebar menampakan deretan gigi, begitu manis dan tulus. "Bagaimana denganmu?" Tanyanya tak formal, mungkin telah nyaman.
"Apa kau menyukai angin juga?" Lanjutnya penasaran pada pria yang tengah termenung memandanginya.
Mengalihkan pandangan dari senyum manis kembali pada kerlip malam kota. Menyeruput latte hangat. Sanji menunggu jawaban lama pria itu tapi tak terasa berkat antusiasnya.
"Entahlah" Singkatnya dengan tangan yang menopang pipi santai. Matanya memantulkan pemandangan kota dimalam hari.
Pertemuan singkat, meninggalkan kehangatan tanpa bersisa ingatan sebuah nama. Sampai akhir mereka tidak berkenalan.
~~~
Malam penyembuhan menjadi awal pagi yang penuh diisi energi positif. Sanji memulai hari dengan sebatang rokok berjalan menuju toko kue tempat baru dia bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
side story from one Piece (Fanfic)
FanfictionAdegan adegan tambahan dari imajinasi jiji Enjoy~~~ Isinya kaya draf, bisa awal short story yang jadi long story. Bisa tambahan dari cerita asli One Piece atau juga bisa special moment" Tertentu. Pokonya kaya martabak - special lah buat kalian wkw...