Vampire and Hunter love story - Zosan 4 ⚠️

198 12 0
                                    

Vinsmoke Sanji, Lahir sebagai Pangeran ketiga dari keluarga vampir yang dikenal kejam. Meski begitu Vinsmoke tidak lagi sebesar masa kejayaan dimasa lampau.

Kekejaman mereka hanya berisikan sejarah dan ego yang tak memposisikan mereka saat ini yang tergeser arus hunter yang semakin kuat.

Sanji sudah berbeda juga diperlakukan lain sejak awal. Ketidak cocokan dan inginnya ia hidup sederhana membawanya pergi dari wilayah Vinsmoke.

Sejak kepergiannya tidak pernah ada yang mencari. Hal yang membuatnya bersyukur ia bisa memastikan ketenangan hidup dari masalalunya.

Saat ini di tempat lain dimana mimpinya hidup sederhana terwujud, sambil berpegangan pada pria yang akan segera menjadi pasangan hidup. Sanji sudah memberitahu siapa dia dan Zoro menerima ia apa adanya tanpa bertanya lebih dan berprasangka.

Ini seperti mimpi bahwa hidupnya begitu beruntung berbeda dengan masa lalunya dengan keluarga yang tak pernah memberinya waktu bernafas tenang. Ia baru memulai hidup dan langsung mendapatkan cinta yang setulus ini dari pria asing.

Zoro memberi belaian pada rambut sanji yang menjadikan bahunya sandaran. Menatap laut yang dibatasi pagar.

"Aku juga sebatang kara dan tak pernah tau siapa orang tuaku, hidupku datar dan aku hanya melakukan rutinitas sama.. Sampai aku bertemu denganmu..Kau adalah orang pertama yang bisa membuatku sampai seperti ini" Ucap Zoro tulus dengan mata yang mengatakan jelas sebesar itu ia mencintai Sanji.

Berpandangan cukup lama menikmati tatap yang sama-sama dipenuhi kasih sayang. Dengan alami menurunkan pandangan menyatu dengan suasana, bibir mereka bertemu terbuka menerima satu sama lain.

Aroma kopi dengan gula yang membuat saliva sedikit kental dan lengket. Zoro begitu pintar berciuman dan dengan wajah itu bisa membuatmu gila. Sanji tidak tahan membawa pria itu, ia memeluk tengkuk tanpa sadar menginginkan lebih dalam masuk.

Hangat, lidahnya Zoro yang bergulir hangat didalam mulutnya. Saat kehabisan nafas dan itu berakhir Sanji merasa kecewa.

Wajah seperti anjing kecil yang malang, setelah selesai berciuman. Zoro tertawa... Sayangnya begitu manis dan sekali lagi ia jatuh cinta.

~~~

Pernikahan sederhana digereja yang hanya dihadiri satu orang tidak lain bosnya sendiri.

Setelah menandatangani dokumen pernikahan, melingkari masing-masing jadi dengan cincin dan mengucap sumpah mereka resmi menjadi pasangan hidup.

"Selamat untukmu sayang, Hina sangat senang"

"Terimakasih karna anda mau datang"

"Aku harus datang pada pernikahan anakbuahku, ahh ya Zoro kuharap kau menjaganya dengan baik"

"Itu sudah pasti" Ucap Zoro tanpa keraguan.

Mereka pergi menuju rumah baru yang sudah Zoro persiapkan, ini agak jauh dengan hamparan halaman luas diatas bukit. Sanji bisa melihat laut dari jendela kamar. Udara yang bersih dan cahaya masuk dengan baik.

Berganti pakaian Sanji memakai celana jeans santai dengan sweeter kuning dan kaos putih yang mencuat keluar. Lengan kaosnya ja gulung sedikit menampakan aksesoris jam dan gelang. Rambutnya ia jepit.

Zoro menunggu di pinggir pintu dengan lengan melipat. "Kau sangat manis, tapi aku sedih karna sanjiku dengan tuksedo putihnya hanya bertahan sekejap"

Sanji mendekat dengan lebar tersenyum sangat manis. "Apakah aku setampan itu saat mengenakannnya?"

"Ya" Zoro mendekat dan memeluk pinggang ramping Sanji.

"Kau menyukainya?"

"Ya" Wajah pria ini memerah.

"Haruskah aku memakainya itu selamanya"

"Tidak"

"Tidak??"

"Karna versimu yang seperti ini juga manis" Sambil mengucapkan itu didekat telinga ia memberi ciuman lembut. "Tapi tolong pakailah itu lagi sesekali" Bisiknya.

Ya Zoro begitu menyukai momen mendebarkan saat ia berada didepan pendeta menunggu pengantinya masuk, saat ia memasuki ruangan dengan tuksedo putih perhiasan yang pas, pakaian pengantin yang sanji siapkan sendiri untuk memberinya kejutan tak mengecewakan dan begitu indah.

Vampir memang dibekali paras lebih dari makluk lain tapi sanji dimatanya berada pada level yang jauh diatas menawan.

"Zoro" Wajah polos yang bingung karna Zoro diam saja setelah memberikan ciuman.

"Ahh ayo"

Sampai divila yang dekat pantai dan berada pada sisi lain yang bisa dijadikan tempat untuk menghabiskan honeymoon. Arsitektur tidak berbeda dengan rumah mereka. Yah ini adalah tempat yang kecil jadi semua terasa sama tapi ornamen klasik yang kental dan memberi kesan hangat agak memancing keharmonisan.

"Kau suka?" Tanya Zoro yang sudah mempersiapkan segalanya.

"Umm" Sanji mengangguk. "Ahhh Zoro"

Tubuhnya dengan mudah diangkat, Zoro menggendongnya tiba-tiba dan menggodanya. Sanji memerah malu dan kikuk. "Eng ehh um? Zo.. Z-zoro"

"Jadi kapan aku bisa melakukannya?" Mata yang tajam, dengan ekspresi menggoda wajahnya saja saat ini sangat sensual.

"Ahhh~~" Zoro meremas pantat Sanji akibat ketidaksabarannya pria kikuk ini sangat lama menjawab.

Sanji ragu-ragu menggangguk dengan ekspresi malu menyentuh bibir dengan jari telunjuknya yang ditekuk. Secara tidak sadar membuatnya semakin manis dan menggoda.

Waktu begitu terburu-buru karna sekarang tubuhnya sudah mendarat dikasur. Zoro mulai dengan mencumbu pipi ketelinga dan belakang tengkuk jatuh keleher dan menjilati disana.

Lengannya meraba bawah, sedikit membuka sweeter kuning dan kaos masuk menyentuh kulit sanji. Naik dan memainkan punting.

"Enghh~~ Pelan-pelan Zoro" Ucap Sanji lembut.

Zoro menggigit jepit rambut sanji dan lepaskannya dengan mulut. Menatap sanji dari atas dan mehempaskan jepit itu. Lengannya menyentuh wajah Sanji membuatnya terangkat untuk masuk lebih dalam pada ciuman cepat bersamaan.

Tangannya lain meraba pinggang masuk kedalam kemeja dan meraba punggung Sanji. Dengan terus mencumbu dan menghisap lidah. Tubuh sanji terangkat lengan Zoro menahan tengkuk memperdalam ciuman saliva mereka menyatu dan udara mulai panas, telinga sanji memerah dan hanyut dalam gerakan Zoro yang sensual.

Ciuman terlepas dengan saliva yang berantakan di mulut Sanji, dia terengah akibat pria di depannya yang membuatnya gila.

"Enghhhhh zorohhhhh huhh" Nafasnya panas berhembus dan ia kehilangan fokus pandangan.

Zoro memeluknya dan sekali lagi melihatnya dari atas, Sanji yang bernapsu juga versi lain dari yang ia sukai.

Sanji berpangku pada paha Zoro, yang lembut membuka bajunya satu persatu. Gerakan awal yang begitu berburu-buru saat ini adalah toleransi Zoro agar ia bisa mengatur nafas sebentar.

Sanji memegang wajah Zoro.. Dengan masih terpingkal dan sulit mengatur nafas "hahh.. Hng kau tidak perlu terburu-buru Sayang"

"Maka jangan mengatakannya dengan wajah seperti itu"

Tbc

https://teer.id/@jusmine91

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang