STEALTH 4

344 34 4
                                    

Day 2

blup..blup..blup..blup

Sanji terbangun didalam tabung air, saat kelopaknya terbuka mata sanji tak mampu melihat dengan jelas, pupilnya terasa berkabut dan air membuat irisnya perih lelah. "dimana ini?" tanya dalam hatinya yang hanya mampu menangkap cahaya putih.

Tubuhnya lemas mengapung tak bertenaga. Ada selang yang masuk melalui mulut dan hidungnya membantu memberi udara untuk bernafas. dia merasakan dingin yang menusuk. Banyak hal yang menempel dibadan sanji, dua buah pendeteksi saraf dipelipisnya, didada, dan beberapa titik nadi lainnya. tanganya dipasang infus, dapat ia rasakan ngilu dari sesuatu cairan sedang dimasukan dalam tubuhnya melalui selang itu.

Monitor menunjukan pergerakan, ners dan dokter germa yang berjaga bisa melihat bahwa sang objek telah terbangun.

"Sanji-sama sudah bangun" lapor mereka pada alat komunikasi, bermaksud memberi tau seluruh keluarga Vinsmoke.

Datang Judge dan anak-anaknya setelah mengetahui sanji telah bangun. "Bagaimana perkembangannya?" tanyanya saat masuk langsung pada intinya. Sebenarnya ini bukan pertama kali ia melihat kondisi putra ketiganya itu. Selama Sanji tak sadarkan diri pasca oprasi judge memeriksanya secara berkala. Tentu karna ini bagian dari rencananya mengendalikan sanji penuh menjadi alat tempur sama seperti saudara-saudaranya.

"Genetikanya mulai bergejolak, tubuhnya mulai beregenerasi. operasi tahap pertama sukses Judge-sama... namun saat ini jantungnya lemah, untuk memori belum sempurna" Jawab Dokter.

"Baiklah bagus, terus amati perkembangannya.. dan lakukan operasi kedua malam ini."

Ketiga saudara sanji menatap ke-atas tempat dimana sanji berada. tubuh putih itu tanpa cacat dengan rambut pirang yang menari di dalam air. Memperlihatkan wajah sanji dengan penuh tak tertutup poni. Mata birunya bersinar seperti kristal nemembus kaca tabung. Nampak pula bayangan dari bulu matanya yang panjang. tatapan sanji yang lemah tak berdaya membangkitkan gairah dominasi di dalam mereka. tanpa sadar mereka menelan saliva kering melihat saudara sendiri.

"Ayahanda" ucap Ichiji "bisakah kami sedikit bermain dengannya sebelum operasi kedua?" tanyanya.

"Terserah" jawab judge lalu pergi setelah merasa cukup dengan laporan yang diberikan bawahannya.

"Tapi ichiji sama.. Jantung tuan sanji.."

"Berisik kami tidak akan bermain keras dengannya.. Dengar" Sela Niji.

"Apa yang akan kalian lakukan?" Tanya penasaran Reiju.

"hehe" tawa Niji mencurigakan, "Diam dan lihat saja jika tidak. lebih baik kau pergi"

"Kapan dia sadar sepenuhnya?" tanya ichiji pada dokter, karna saat ini meski sanji sudah bangun ia belum dapat merespon situasi sekitar dan mendapat kesadarannya penuh. Ia baru bangun dari koma pasca oprasi pertama yang dilakukan germa. Obat yang dicekoki paksa pada tubuhnya masih memberi efek padanya.

"perlu menunggu 30 menit, sampai Sanji-sama akan kembali memiliki reaksinya" Jawab dokter.

"oh baiklah" Lalu semua orang pergi dari ruang operasi.

Dua puluh menit berlalu, kembali pada kesadarannya, Sanji langsung berteriak dalam air tubuhnya bergerak sembarang mengamuk. Tubuh lemas itu tiba-tiba enteng karna gejolak ancaman berada dalam tabung.

"Apa ini? Keluarkan aku!..apa yang kalian lakukan pada tubuhku! Sial!" alat satu persatu dicabutnya. darah keluar saat ia melepas selang infus. sanji bahkan tersedak dan melukai selaput saat menarik alat bantu nafas dari tenggerokannya.

"peringatan !! peringatan !!"

sinyal merah berbunyi, ners dan dokter berlarian ke lab. Judge dan seluruh penghuni kastil juga mendapat sinyalnya. Ichiji, Niji dan Yonji tau arti sinyal itu memberi senyum antusias.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang