Suasana hari yang akan menjelang sore, udara laut berhembus masuk melalui jendela membuat sejuk dua orang yang panas dengan napsu mereka.
Berbeda dengan gerakan cumbu yang lapar dan terburu-buru, Zoro mempersiapkan Sanji dengan hati-hati. Berpangku pada pahanya, Sanji menungging atas perintah Zoro, sangat gugup dan malu bersamaan ia menyembunyikan wajah dileher pria itu.
Apapun yang akan Zoro lakukan dia sudah menyerahkan diri dan percaya bahwa ia tidak akan disakiti.
Perasaan aneh kala Zoro memasukan jarinya memutar-mutar membuatnya berongga dan lebih besar dan lalu memasukan dua jari dengan derakan menggunting.
Sanji merengkuh dan mendesah, geli dan aneh tapi itu nyaman dan enak. Zoro berkeringat dan Sanji mencium aroma tubuh ini lebih pekat dari biasanya. Lidahnya menjulur dan menjilat disana.
"Hnngg" Zoro bersuara kala sanji sedang tergoda olehnya.
Jari keluar saat dirasa cukup longgar disana, Sanji berantakan dengan salivanya sendiri wajah yang memerah merona.
"Aku bahkan belum mulai" Zoro tersenyum sanji hanya bisa mengatur bernafas tapi sudah begitu sensual.
Zoro menciumnya mengalihkan mata Sanji, perlahan membuat dia hanyut dan menikmati cumbuan. Merasakan sentuhan yang lembut tangan satunya memasukan penisnya yang sedari tadi sudah tak sabar menegang sempurna.
Perlahan masuk. "Hnggghhhh..." Sanji mengerang dan halisnya mengkerut. Itu tetap sedikit sakit dan membuatnya terkejut tapi ia tak mau membuat Zoro khawatir.
Zoro memperdalam lumatan, sambil mendorong pingangnya masuk lebih dalam ia mengusap dahi sanji agar ia melupakan rasa sakit.
"Zorohhhhhh~~~~" Desahnya enak saat ciuman terlepas, matanya sudah sayu sedikit menggoda membuat Zoro menggila.
"Aku akan mulai bergerak" Mulai beradu dan kaki sanji dilebarkan olehnya, masuk dan keluar perlahan.
"Engg ah... Ah.. Ah.. Zor... Hnggg ahh" Satu hentakan yang berirama stabil semakin lama semakin intens dan cepat. Enak didalam, sanji terasa enak dengan sesuatu yang diisi penuh. Zoro sangat lembut dan menyentuh titik paling nikmat secara terus menerus. "Aahhh ah zorohhh enakkk ahhh"
"Ughh rgghhh" Zoro mengerang ia juga merasakan hal yang sama, semakin distimulasi penisnya menggemuk semakin besar.
"Zoro ahhhh hng ituhh.. Ish" Sanji meringis rasa aneh.
"Sanji.. Sayang.. Gigitlah aku, kau belum makan.."
"Tapi... Tidak mung.."
"Inilah yang dilakukan vampir,, percaya padaku"
Sanji menggeleng ragu dan menolak, Zoro melukai lehernya dan semerbak aroma manis menghipnotis Sanji. Mungkin karna ia vampir kelas atas darah Zoro nampak menjadi lezat mudah memperngaruhi dia yang kelaparan. Sanji mendekat sendiri menghisap bagian luka itu. Seketika menjadi pria yang berbeda. Menahan tengkuk Zoro dengan tatapan napsu yang intes sexy mengintimidasi. Pria itu menggigit luka menghisap darahnya.
"Arhhhnghhhh"
"Ugh"
Bersamaan merengkuh, Zoro yang sedang digigit dia taring dan Sanji yang mengalami knoting bersamaan merasakan sakit.
Sanji melepas gigitan lemas dalam tangan Zoro yang menahan tengkuknya. "Kau melakukannya dengan baik sayang"
Seolah sanji mendengarnya dengan jelas, mata birunya sudah sepenuhnya berubah semerah rubi yang berdarah. Tersenyum lain dan menjilati jari Zoro diwajahnya. Dia benar-benar menjadi berbeda. Disaat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
side story from one Piece (Fanfic)
FanfictionAdegan adegan tambahan dari imajinasi jiji Enjoy~~~ Isinya kaya draf, bisa awal short story yang jadi long story. Bisa tambahan dari cerita asli One Piece atau juga bisa special moment" Tertentu. Pokonya kaya martabak - special lah buat kalian wkw...