Forced Circumstances 11

321 33 7
                                    

Bagian pusat kota yang ramai, ada banyak pengamen yang menampilkan bakat disana. Pria yang dengan gitarnya bernyanyi, wanita dengan dress merahnya menari, ada juga pantomim yang melakukan pertunjukan.

Ditengah hiruk itu, wanita manis berjalan dengan misterius dengan kaca mata hitam. Menyembunyikan identitasnya.

Pintu ruangan terbuka, menampakan dirinya.

"Robin... Kau kembali" Riang chopper.

"Aku pulang" Senyumnya sambil menaikan kacamata diam diatas dahinya. Dia melihat sekeliling. "Dimana Brook?" Tanyanya.

"Dia keluar dan belum kembali lagi" Jawab Nami.

Robin berjalan menuju wastafel dan mencuci tangan.

"Robin apa kau membawa makanan?" Tanya luffy tiba-tiba sudah ada disebelah Robin. Matanya begitu berharap.

"Tidak capten.. Maaf"

"Hummm.. Tidak apa-apa" Luffy kecewa langsung lesu..

"Tunggulah Brook dan kita akan makan malam" Ucap Nami.

Robin mendekat pada ranjang Sanji. "Chopper.. Apa ada kemajuan dari cook-san?" tanyanya.

Wanita manis itu duduk di samping dan mengusap wajah putih terlelap.

"Ya, jangan khawatir dia terus membaik.. Tidak lama lagi akan sadar."

Pintu terbuka menampakan tengkorak yang datang dengan ceria.

"Yohohoho.. Semua orang disini.. Semuanya.. Aku pulang" tengkorak itu penuh energi.

"Kenapa saja brook?"

"Brook aku merindukanmu"

"Luffy-san? Benarkah itu?" Haru Brook.

"Jangan dengarkan dia begitu karna ingin makan malam"

"Seperti biasa perut Luffy-san selalu bersemangat yohoho"

"Nami ayo makan! Makan! Makan!"

"Berisik!!! Kau harus mengendalikan porsi makanmu kapten. Pengeluaran sewa bahkan lebih murah dari harga makanmu!"

"Apa itu baik-baik saja nami?"

"Hmm.. Tidak terlalu aku merindukan Sanji-kun dia sangat pintar mengelola budget untuk makan dan bisa mengendalikan porsi makan Luffy"

"Yah semoga sanji-san cepat bangun"

~~~

Semua berkumpul dimalam hari, ada brondong jagung beberapa kudapan manis dan minuman karbonasi.

Mereka akan menonton pertunjukan uta yang disiarkan melalui denden mushi video.

Sanji masih terlelap tapi seolah ikut pula menonton, zoro dan Luffy duduk masing-masing disebelahnya menyender pada kepala ranjang.

Chopper tengkurap diujung lain ranjang dengan dagu ditopang tangan kecilnya, disebelahnya usopp dan Brook.

Robin di sofa bed memakai selimut merah yang halus.

"Apa sudah mulai?" Nami duduk disebelah Robin. Franky masih mengotak ngatik.

"Belum, sabarrrrlah.. Oke, lampu mati... Princess Uta Superrrr~~~"

"Uta~~~~"

Pertunjukan musik dimulai, suara yang penuh ketulusan menggetarkan hati dan menumbuhkan harapan.

Semua orang hanyut dengan lagu yang dinyanyikan.

Seseorang bergerak.. "Um?" Luffy yang paling merasakannya.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang