Ruangan masih dipenuhi suara-suara keluh dari Sanji yang tenggelam dengan tantrumnya.
Zoro memeluk Sanji dari belakang, menahan kepalanya dibahu, menutup matanya sambil menahan tubuh yang terus melawan meminta dilepaskan.
"Arghhhh akhhh haaaa hentikan aaaa heu aku tidak mau heuk heu" Itu tangisan pilu dari Sanji tepat di samping telinga Zoro, mendengar itu dadanya terasa mendidih. Sambil bertanya, apa yang sebenarnya kau alami halis!
Luffy menahan kaki Sanji. Agar tidak menendang-nendang yang malah melukai tubuhnya sendiri.
Ini situasi yang jauh lebih terkendali, semua kru sedang menunggu Sanji menjadi tenang. Tapi sudah lewat beberapa jam dan pria itu tidak kunjung berhenti.
"ARGHHHH Hentikan.... Heuk.. Hah hah hentikan.. Lepaskan tubuhku heuu ughh" Tubuh Sanji yang sesekali menegang.
"Sakit... Sakit... Sakit... Kumohon.. Heu a aaa aaaA! cough ack" Tidak berhenti menangis meski dia sudah tersedak dan batuk. Salivanya berantakan dimulut yang begitu pilu.
Bahu Zoro sudah basah dengan keringat dan air mata, dia tidak peduli dia masih pada posisinya menahan tubuh yang ringkih itu.
"Eungh hah hah angghhhhhh" Ada saat dimana tubuh Sanji melengking, seperti dipaksa untuk 'datang'. Celananya basah dengan cairan semen, nafasnya sangat berat dan panas, lalu ruam merah muncul dipipi sampai ketelinga.
"Akuh tidak mau hah hah ah heuk eungh~" Pada saat itu suaranya membakar telinga mereka yang mendengar. "Jangan menyentuh... Hah anghhh heung... Le.. Pas..nghh~~ ahhhh~ sanji tidak hh mau hh~ hiks"
"Kumohon... Hiks... hentikan.. Ambil.. ambil..tapi heuk hah..Jangan.. Menyakitiku heu hiks kumohon" Ada dimana ia tak berdaya, energi guidingnya menguap keluar dari tubuhnya keluar kendali, bahkan middle seperti usopp dan Franky dapat merasakan pancaran energi itu saking kuatnya itu lepas dari tubuh Sanji.
"Heukk haah hahh.. su..dah.. sa..kit.. sa..kitt.. kumohon... hentikan.." Ada saat dimana dia lemas terlihat kelelahan, sambil meringkih dia mengeluh akan rasa sakit dan memohon. "sakit... sakit..." Katanya dengan lirih.
Dikira itu akan segera berakhir, tapi tidak berlangsung lama, Sanji kembali menjerit dan mengulangi semua siklus itu seperti loop waktu yang berulang. Entah mimpi buruk itu yang berulang atau kejadian itu terus berlanjut tanpa memberinya jeda.
berapa lama waktu itu lewat..
Selama itu pula kru menemaninya dengan harap-harap cemas. Mereka tidak tau apa yang harus dilakukan. Jadi mereka mendengarkan setiap jeritan, tangis, keluhan, ringkihan, racau sakit pria ini.
Setiap raung dari pria ini adalah puzzle cerita yang harus di urutkan. Rintihnya adalah apa yang tidak ingin ia tunjukan dan sembunyikan.
Tidak perlu bertanya lagi, kondisinya saat ini adalah jawaban dari segala pertanyaan.
Semuanya menjadi terhubung.
"Ugh ugh aaaa" Chopper menangis.
Brook bahkan tidak kuat untuk bersuara. Ia menangis dalam diam mengadah kelangit dengan mulut yang tak bisa tertutup. Tengkorak wajahnya banjir dengan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
side story from one Piece (Fanfic)
FanfictionAdegan adegan tambahan dari imajinasi jiji Enjoy~~~ Isinya kaya draf, bisa awal short story yang jadi long story. Bisa tambahan dari cerita asli One Piece atau juga bisa special moment" Tertentu. Pokonya kaya martabak - special lah buat kalian wkw...