Forced Circumstances 14 ⚠️

751 32 8
                                    

Kota yang ramai di pagi hari menjelang siang. Ini adalah saat dimana para turis menikmati berjalan-jalan disekitaran sungai atau duduk dicafe-cafe sampingnya. kota ini cantik dengan bagunan tinggi bergaya klasik yang memanjakan mata. sayang sekali jika kau memilih berada di dalam rumah apalagi disaat cuaca yang cerah seperti saat ini.

Jendela yang biasa terbuka penuh saat ini tertutup tirai tipis menyamarkan sinar matahari. tirai sesekali menari saat angin sejuk membelai. menampakan sedikit celah mereka yang tak keluar menikmati cerahnya hari, memilih bersama dalam ruangan dengan cahaya yang remang-remang.

"hng~" Sanji menatap zoro dibelakangnya. "alga hijau" kekehnya.

"Panggil aku zoro halis"

posisi yang sama saat zoro memegangi sanji di sunny tapi saat ini pria manis itu tenang tak meracau. kepala sanji bersandar di bahu kiri kulit tan, dahinya ditahan tangan kiri Zoro sedikit mendokrak menampakan garis leher putihnya. Zoro mencumbu disana menikmati manis kulit sanji, dan memberi tanda merah.

"ungh~~ tidak mau" Rengkuh sanji menahan geli dan masih bisa menggoda Zoro. Sanji sedikit gugup dan mulai resah, tangan kanannya makin mengerat pada tangan zoro yang menggenggamnya sejak awal.  

"hey rilekslah.. apa kau ingin mundur?" bisik zoro.

"uhm um um" Sanji menggeleng kikuk. 

"kau tidak bisa kembali halis"

Mata sanji yang terpejam langsung menatap pada manik zoro dan mengangguk, wajahnya ragu dan menahan resah. Tapi jika pria ini mengizinkan, siapa yang mau memberikannya kesempatan pergi.

Zoro menyeringai senang, "he bagus"

"cook-san" Robin naik keatas paha Sanji, mencubit dagunya mengalihkan mata biru pada zoro menjadi miliknya. wanita cantik ini maju mencium mengambil start dari semua orang. 

"Ro...umphh bin nghh~ cwahhh...mpnhh~" Sanji terkejut tapi Robin memberi senyum magis yang langsung membuatnya tersipu. 

"Aku tidak akan sungkan... bolehkahh Cook-san" Sanji mengangguk seperti pria yang terhipnotis. Bagaimana tidak tersihir oleh kecantikan wanita yang memiliki getaran dewasa dan seksi ini.

Milik Sanji menegang dengan apa yang disuguhkan mata saat ini. Dia tetap seorang pria yang memuja wanita. Biologisnya normal merasa terpanggil.

"Heyyyy apa maksudmu memimpin zoro" Luffy menyela. Tapi Sanji dan Robin tidak terganggu.

"Ayolah luffy kita sudah mulai disini, kau belum pernah sex guiding sebelumnya?" malas zoro.

~~~

"Robin... ughh hnghh Robin-chan!! ahh robin-chan!!" 

"tenanglahhh Cook-san um" Robin begitu Santai, padahal milik sanji sedang ia masukan pada lubangnya yang masih ketat. berbeda dengan pria yang seolah dialah yang ditusuk saat ini. Mendesah seperti perawan.

"eugh heuk hiks"

"hey.. sssttt tenanglahh, aku akan perlahan dan tidak melukaimu um" suara Robin sangat lembut menenangkan Sanji, menatapnya hangat dan memberi pijatan halus dikelopaknya. Robin seolah berharap sanji tak menangis.

Zoro dibelakang menikmati bahu sanji dan lengannya memainkan punting. itu cukup tegang saat ini mungkin karna ia sedang dirangsang Robin, Zoro memilin dan menariknya.

"Ahg! zorrr heuuu" Sanji mengelinjang karnanya.

Zoro melemparkan punggungnya keranjang. Sanji dan robin terbawa efek inersia.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang