Forced Circumstances 28 ⚠️

194 14 10
                                    

"maka Chopper kau.. tidak boleh ada disini" karena kamu belum 18 tahun.

"ah Robin?" Chopper sedikit kaget karena dia kira Robin akan mencegah Law tapi sepertinya dia tidak masalah dengan rencana ini.

"tapi aku dokter.. aku ingin melihat semua sampai akhir dan seperti apa yang law bilang pasien dikapal bukan hanya Sanji para esper juga.. bahkan para manusia biasa sekalipun jadi aku harus disini dan mengamati segalanya.. bukankah law tidak akan ada selalu dikapal kita dan saat itu hanya aku yang bisa kalian andalkan. .. .. dan.. aku perlu tau banyak soal sex guiding"

"baiklah Chopper" singkat Robin yang sebenarnya bangga akan nakama yang paling muda itu.

~~~

"Sanji..."

"..."

"Sanji..."

"..."

"Sanji..."

"..."

Luffy sudah naik keatas ranjang, dan menindih tubuh yang hanya sedang berbaring. sambil terus memanggil koki kesayangan itu.

tangan berwarna abu yang sudah berbalut banyak luka menggenggam dan merobek piyama Sanji menghamburkan kancing-kancingnya.

tak..tak..tak.. manik-manik kancing jatuh ke lantai.

dada Sanji yang pucat terekspos, naik turun akibat deru nafas. begitu terbuka dan lengah.

Luffy menyentuhnya. lima jari telapak tangan menekan dada, warna dari kedua kulit saat ini berbeda satu dengan yang lainnya, kontras putih dan abu abu tapi memiliki garis luka seperti jalur urat yang mirip.

"um..huppp..haaa~~~ agh~...haaa" Luffy hanya menyentuh tapi dia mulai merasakan energi halus.. yah~ dia mulai meresapi energi Sanji

energi yang membawa rasa penyembuhan
energi yang berbau wangi
energi yang memabukan
energi yang memberikan kenyamanan
energi yang meredakan gejolak

energi yang berasal dari pria yang dia rindukan.

Luffy tenggelam dalam dada kurus itu memeluknya menghirup dan menjilati garis luka di kulit Sanji. lalu menuju punting dan mengelumnya sambil menatap tajam pada wajah yang tenang dalam tidur.

Luffy mengangkatnya sambil masih mengulum dia menatap keatas dimana rahang Sanji yang tajam terlihat meski kepalanya terkulai karena dia belum bangun. kulumanya menghisap kuat sampai punting itu membengkak merah.

"umkh.." rengkuh Sanji.

ada reaksi! ada reaksi! ada reaksi!!!

seperti hal kecil itu saja membuat dia antusias sampai merasa hampir gila.

wajah yang sudah hampir sepekan kaku, sekarang halisnya berkerut tidak nyaman dan bergerak.

Luffy menurunkan tubuh itu sejajar dengan arah matanya dan menyangga kepala Sanji ditelapak tangannya. seolah memandangi wajah bayi. dia memperhatikan setiap otot wajah yang mulai menunjukkan fungsi.

dahinya Sanji mengerut kulit itu bergerak, bulu mata yang terkulai cukup lama mulai bergerak. mata itu berkedut-kedut. tapi belum juga terbuka.

side story from one Piece (Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang