“WKWKWKWK KOCAK BANGET DAH LU CIL, UDA MASUK BANYAK PLATFORM MEME TAU!” Ujar Roni. Sialan Roni ini. Dikasih isyarat tidak mau mengerti! Pengen sekali tak totok iku mulutnya!
Di Departemen Marketing I ini terdiri dari lima orang. Said selaku kepala departemen, Cilla, Roni, Sara dan Lara.
Sedangkan di Departemen Marketing II, ada Salma selaku kepala departemen, Azis, Saka, Titian dan Baim.
Bu Amy sebagai manajer divisi Pemasaran.
“Diem ron!” Kesal Sara. Roni langsung kicep. Sara galak soalnya.
“Kamu gapapa cil?” Tanya Bu Amy. Cilla menggeleng dan mencoba tersenyum. “Malu aja bu.” Jawab Cilla. Sebelum Said dan Roni ingin tertawa, Lara dan Sara sudah terlebih dahulu memberikan mereka bombastic side eye.
Sial! Sudah begini, mana mungkin ia berani bertemu lagi dengan Devan ㅠㅠ
Kau memalukan, Cilla!
Tunggu, bukan ini yang harus dia pusingkan. “Eum bu, karyawan disini ada yang namanya zachri?” Tanya Cilla. Ia mendengar nama Zachri disebut oleh Januar tadi. Jika tahu siapa Zachri ia jadi bisa tahu posisi apa yang diduduki oleh pria yang telah ia fitnah--Tidak. Salah Cilla kira sebagai selingkuhan Devan, plus dia timpuk pakai sandal karet, plus dia umpat brengsek. Kau tidak lagi bisa diharapkan, Cilla. Hah!
“Asisten pribadinya Pak Januar namanya Pak Zachri, kayanya.” Ujar Lara. Cilla terdiam, “Siapa?”
“Direktur pemasaran kita yang baru.” Jawab Sara.
Duar!
Bagai terkena petir di siang bolong, Cilla terdiam bengong. Mampus sudah, Cilla! Habis riwayatmu!
“Kenapa, cil?” Tanya Sara. “Lo lebih tertarik sama asistennya dari pada pak direktur, cil?” Tanya Lara. Cilla menggeleng dengan cepat. “Lagian kita jarang juga ketemu pak direktur, yakan?” Tentu. Januar direktur, pasti akan sulit bertemu terus dengannya kan? Apalagi dia hanya seorang staff receh? Tapi apa ini? Hari ini sudah kali kedua Cilla bertemu dengan Januar. Berdedikasi sekali Januar dengan pekerjaannya. Sialan!
Cilla berdecak saat taxi kelima menolak untuk berhenti dan langsung melewatinya begitu saja. Ingin sekali dia pulang dan berbaring diatas tempat tidur lalu sembunyi dibalik selimut. Semua orang yang berlalu lalang sibuk berbisik, menunjuk dan menatapnya. Malu!!!
“Mba mba, boleh minta foto?” tiga gadis berpakaian seragam sekolah mendatangi Cilla. Cilla terdiam bingung. “Mba! Foto!” Ujar gadis lainnya. Cilla terbangun dari lamunannya. “Eh? Iya iya.”
“Makasih mba! Mba terkenal banget tau di sekolah kita, semangat mba!” Ujar gadis lainnya dan mereka berjalan pergi dengan haha-hihi. Huah! Cilla mau sembunyi dibalik batu saja!
Tin! Tin!
Suara klakson mobil membuat Cilla menoleh dengan wajah senang. Akhirnya Tyas datang ju--Bukan. Ini bukan Tyas.
Sepertinya Tyas benar-benar ada lembur malam ini karena tidak bisa menjemputnya. Karena baru patah hati, Tyas tidak mengizinkan Cilla bawa mobil sendiri. Takutnya ini anak depresi trus nabrak orang lain. Yang rugi kan bukan cuma Cilla? Korban lain juga kan.
Jendela mobil di kursi belakang terbuka. Siapa lagi kalau bukan Bapak Januar yang terhormat, si direktur pemasaran Brijaya Snacks? Januar menatap Cilla.
“Naik.” Titah Januar. Cilla menggeleng. “Naik.” Ujar Januar lagi. Cilla kembali menggeleng.
“Disini banyak orang, kamu ga liat mereka ngomongin kamu mulu? Ini saya mau tolongin kamu ini.” Ujar Januar. Kesal dengan keras kepalanya Cilla. Cilla berpikir sebentar. Apakah pilihan yang terbaik memang masuk ke dalam mobilnya Januar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...
