Cilla bingung sekali dengan tingkah anehnya Harry. Awalnya Cilla tidak memikirkan apapun. Tapi tingkah papanya ini jelas sekali. Sejelas itu.
“Dion duduk sini aja. Samping cilla.” Ujar Harry. Makan malam akhirnya benar-benar terjadi antara Harry, Tyas, Cilla, Ningsih dan Dion.
Iya, ini Dion tamu didalam makan malam keluarganya mereka.
Dion menurut dan duduk disisinya Cilla. Cilla tidak mengatakan apapun, hanya tersenyum saat Dion tersenyum kepadanya. Senyuman itu memang manis, tapi tetap tidak bisa mengalahkan senyumnya Pak Januar. Tck! Cilla, fokus!
“Pesan saja apapun yang kamu mau dion, kali ini saya yang traktir.” Ujar Harry. Dion tertawa. “Terima kasih pak, kalau begitu saya tidak akan sungkan untuk menggunakan uang bapak sebagai biaya makan malam saya pada malam ini ya?” Jenaka Dion. Harry tertawa membalasnya. “Hahaha tentu! Jangan sungkan, pesan saja pesan!”
“Nak dion ini umur berapa?” Tanya Ningsih. “Saya umur 32, bu.” Jawab Dion.
“Wah masih muda dong. Sudah menikah?” Tanya Ningsih lagi. Dion menggeleng. “Belum bu, doakan saja.” Jawab Dion sembari tersenyum memamerkan lesung pipitnya. Wajah anak baik-baik gini tipe Ningsih banget. Bukan untuk dirinya tentu saja. Untuk putri-putrinya.
“Pacar juga belum punya?”
Dion tertawa lantas menggeleng.
Ningsih mengangguk.
“Cilla juga ni belum punya pacar.” Celetuk Harry membuat semua orang melirik ke arah Cilla. Cilla yang tadi sibuk dengan pikirannya tersadar saat namanya dipanggil.
“Ha? Iya apa pa?”
“Kamu kenapa sayang?” Bisik Ningsih. Cilla menggeleng. Seketika pikirannya lari pada wajah Januar yang tadi siang ia lihat.
“Engga. Ini dion bilang dia belum punya pacar, ya papa bilang kamu juga belum punya pacar.” Ujar Harry. Dahi Cilla berkerut bingung. Hubungan Dion yang tidak punya pacar dengan dirinya apa? Haruskah Harry menyebarkan statusnya seperti itu?
“Eum! Aku juga belum punya pacar kok!” Potong Tyas. Mendadak sadar akan suasana canggung yang muncul karena respon seadanya Cilla.
“Kamu katanya dekat sama seseorang! Kandas kah?” Tanya Harry ke Tyas. Tyas berdecak. Iya pa, kandas kalau papa ga ngasih restu.
“Yaudalah, sama dion aja, ty!” Ini Ningsih yang ngomong sampai Dion tersedak. Harry sampai buru-buru menyodorkan segelas air putih diatas meja untuk Dion.
“Eh maaf nak dion. Tante bercanda!” Pekik Ningsih merasa bersalah. Dion menggeleng. “Gapapa bu, gapapa..” Ujarnya mengusap bibirnya.
“Kamu sih ma ah!” Omel Harry. Ningsih hanya mengerucutkan bibirnya.
“Sama cilla aja lah.” Ujar Harry. Kali ini Dion tidak lagi tersedak. Yang mau tersedak malah Cilla ini rasanya. Papanya ini jelas sekali ingin membangkitkan sesuatu untuknya dan Dion.
Dion dengan tenang menjawab. “Maaf pak. Saya tidak berniat merusak hubungan orang lain.”
Harry menggeleng. “Hubungan apanya! Maksud kamu rumor di media itu? Halah! Itu bohong, dion. Mereka hanya hadir bersama saja di acara penggalangan dana tersebut. Iyakan cil?” Harry melirik Cilla. Minta kepastian bahwa Cilla sudah berhenti berhubungan dengan Januar.
Cilla mengangguk. Bukannya memberi lampu hijau untuk Dion, tapi memang benar. Ia rasa ia dan Januar sudah tidak punya hubungan lagi. Tadi siang ia sudah menyelesaikan semuanya. Iyakan? Hah...
Ningsih dan Tyas saling melirik. Tyas panik jujur. Kasihan sekali Januar ini. Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...