Chapt 3 ; Salah Target

2.4K 160 0
                                    

Saat ini Cilla dan Tyas sedang memata-matai kamar hotel yang dikatakan sebagai tempat menginapnya Devan dengan selingkuhannya. Tyas bilang dia dapat informasi dari informannya yang sangat-sangat terpercaya jadi Cilla jangan ragu. Terobos saja! Tapi sayang, Cilla tidak sanggup.

“Cil, kita uda tiga jam disini. Terobos aja lah!” Desak Tyas. Kalau bukan karena Tyas menyogok pihak hotel untuk membiarkan mereka disini, Tyas rasa mereka sudah diusir sejak tadi karena dianggap mencurigakan. Bagaimana tidak, Tyas dan Cilla bersembunyi di balik dinding dan tidak henti-hentinya menatap salah satu dari tiga kamar VIP yang ada dilantai Diamond ini.

“Jangan ty.. ga bisa..” Ujar Cilla. Masalahnya Cilla menatap Tyas dengan tatapan memohon. Gimana Tyas bisa menolaknya? Tyas menghela nafas kesal. Namun ponselnya yang berdering membuat Tyas beranjak pergi.

“Gue angkat telpon dulu ya.” Ujar Tyas. Cilla mengangguk. Sekitar tiga belas menit berdiri disana, pintu itu terbuka. Betapa kagetnya Cilla.

Yang keluar adalah seorang pria! Dengan handuk yang ia lilitkan di pinggang, otot perutnya terbentuk sempurna. Seksi seka--Tunggu Cilla! Ini bukan saatnya terlena dengan otot perut selingkuhannya Dev--Tunggu! Selingkuhannya Laki-laki??!?!?!)!?!

Cilla langsung membalikkan tubuhnya saat pria itu menatap ke kanan dan ke kiri lalu masuk kembali kedalam. Detak jantungnya Cilla berdetak tak karuan. Ternyata ini alasan Devan memutuskannya. Pria itu lebih suka batangan. Astaga Tuhan!

For goddamn shit! Sejak kapan? Kalau begini apa masih dirinya yang salah? Mau bagaimana pun, Cilla tidak akan bisa berubah menjadi batangan. Cilla mencoba menahan tangisnya. Sudahlah, tidak perlu menerobos. Yang ada dia malah malu.

Cilla turun dengan lift dan menatap pantulan dirinya. Kantung matanya memang benar-benar terlihat buruk. Pantas saja semua rekan kerjanya mengkhawatirkannya. Dan jika dilihat-lihat, ia semakin kurus. Rupanya benar jika mau cepat kurus, kalian harus tersiksa terlebih dahulu.

Patah hati dulu ya — Acilla, 2024.

Jelek lu. Pikir Cilla. Kalau seperti ini apa yang harus ia lakukan? Ia terlalu speechless akan kenyataan yang baru saja ia temukan. Cilla keluar dari hotel dan duduk disebuah kursi batu. Cilla mendongak keatas, memandangi gedung hotel yang tinggi itu. Ia masih tidak bisa mempercayai apa yang telah ia lihat.

Hanya beberapa menit duduk disana, seorang pria yang terlihat tidak asing melewatinya. Tanpa sadar Cilla melepaskan sepatunya dan melemparkannya ke pria itu. Beruntung, ia tidak pakai sepatu hak melainkan sepatu karet. Ya tetap aja sakit!

“Aw! Sia--Kamu? Sini!” Pria itu menoleh kebelakang dan mendapati seorang gadis muda sedang berdiri dengan sebelah alas kaki saja. Tentu pasti dia yang menimpuk belakang kepala Januar tadi kan! Tidak mungkin sebelah sepatunya tertinggal di luar kastil, toh bukan sepatu kaca ini. Yang paling membuat Januar sebal adalah wajahnya yang terlihat menantang Januar.

“Lo berani? Ga tahu malu banget! Uda rebut cowo orang!” Teriak Cilla tak senang.

Januar terdiam bingung. Apa? “Co-cowo?! Kamu gila ya?! Saya ini cowo!” Dahinya Januar berkerut saat mendengar jawabannya Cilla.

“Trus? Zaman sekarang kan ga aneh lagi cowo sama cowo! Gue open minded tapi ya jangan cowo gue juga lo embat bangsat!” Apa tadi kata gadis muda ini? Bangsat?! Berani-Beraninya!

“Sembarang--Eh loh loh kok nangis?!” Panik Januar saat melihat wanita dihadapannya ini mulai terduduk ke lantai dan menghentak-hentakkan kakinya seperti anak-anak yang tidak dikasih mainan oleh orang tuanya dan meraung keras dengan penuh drama.

Januar bingung. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, orang-orang mulai membicarakan mereka.

Sial! Januar malu sekali!

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang