Chapt 34 ; Restu melayang

1.7K 150 23
                                    

Keluarnya Cilla dari dalam gedung dengan keadaan yang basah ini mengundang potret dari para wartawan. Harry melindungi putrinya dan segera membawanya kedalam mobil.

Asumsi demi asumsi mulai terjadi. Artikel demi artikel mulai ditulis. Semua ini terjadi begitu cepat sampai Cilla jadi bingung sendiri.

Sesampainya di mobil, Tyas segera mengusap rambut sampai pakaian Cilla yang basah. “Bener-bener dah tuh orang! Bisa-bisanya dia nyiram lo gitu aja cuma gara-gara gaunnya dipijak?! Gaun?!! Astaga tuhan! Tau gitu tadi gua gampar dulu!!” Emosi Tyas.

“Jangankan pertunangan! Papa gaakan lagi mau kamu ketemu sama januar ya cil! Papa nyesal uda bilang iya pas dia datang!” Emosi Harry.

“Pak Januar nemuin papa?” Tanya Cilla. Harry dan Ningsih saling melirik, sedangkan Tyas memalingkan kepalanya berpura-pura tidak tahu. Ningsih mengangguk. “Iya beberapa hari yang lalu.” untuk apa juga mereka menyembunyikannya dari Cilla.

“Silahkan diminum,” Ujar Harry. Januar mengangguk. “Terima kasih pak.”

“Baik, saya rasa tidak perlu banyak basa-basi. Jelaskan saja langsung kedatangan kamu kesi--”

“Pa!” Ningsih memukul kecil pahanya Harry. Ningsih meletakkan sepiring buah apel diatas meja. “Dimakan, nak januar.” Ujar Ningsih mempersilahkan.

Januar tersenyum dan berterima kasih.

“Jadi ada apa ya? Cilla tidak ikut?” Tanya Ningsih. Januar menggeleng.

“Saya tidak bilang ke cilla saya kesini eum.. tante..” Ujar Januar bingung ingin menggunakan panggilan apa. Ningsih mengangguk.

“Boleh, tante dan om saja.” ujar Ningsih.

Januar tersenyum. “Mohon dirahasiakan kedatangan saya ini, tante om.” Ningsih dan Harry saling melirik.

“Pertama-tama saya ingin minta maaf ke tante dan om karena belum sempat menemui secara langsung selama saya berhubungan dengan cilla.” Ujar Januar. Dari sini saja Ningsih sudah suka. Anaknya sopan.

“Saya mungkin masih banyak kurangnya, tapi saya yakin saya bisa menjaga cilla.” Lanjut Januar. Januar tahu bahwa status Cilla dirahasiakan sehingga tidak ada yang tahu bahwa Cilla adalah putri angkat keluarga Darmaris. Tapi Januar mengetahui hal ini. Bukan. Bukan dari Cilla tentu saja.

Dari siapa?

Dari Tyas tentunya.

Tyas mendatangi Januar dan menceritakan bagaimana wataknya Cilla. Tyas mengatakan bahwa jika ingin mengambil hati Cilla, Januar juga harus akrab dengan orang disekitarnya. Makanya Januar disini. Tyas hanya tidak ingin Cilla kembali disakiti oleh pria brengsek seperti Devan.

Cilla mengusap wajahnya lelah. Hari ini ia benar-benar lelah. Tangannya terulur untuk mengusap kakinya yang sedikit bengkak.

“Loh kaki kamu kenapa, sayang?” Tanya Ningsih kaget. Cilla menggeleng. “Gapapa ma. Bengkak sedikit aja.”

“Rumah sakit, rumah sakit! Kita kerumah sakit!” Ujar Harry panik meminta supir untuk memutar arah tujuan mereka. Cilla menggeleng cepat.

“Gausah pa. Cilla gapapa, cuma terkilir kecil doang.” Ujar Cilla.

“Tetap aja kita harus cek kan? Mana tau ada komplikasi lain.” Kekeuh Harry. Akhirnya mobil itu beralih ke rumah sakit. Memang Cilla tidak akan bisa menang melawan Harry.

Ponsel Cilla kerap berdering sejak tadi, tentu Cilla sudah tahu itu siapa sebelum meraihnya.

“Jangan angkat satupun telepon dari januar. Besok juga jangan berangkat kerja, papa akan mengurus semuanya, mulai sekarang pergi ke kantor bersama dengan tyas.” Ucap Harry.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang