Katanya gaakan kemana-mana!
Cilla menghela nafas kesal. Kangen. Sudah dua minggu ia tidak bertemu dengan Januar.
Januar menyusul Zachri ke paris. Cilla jadi bingung. Yang pacarnya Januar itu dirinya atau Zachri. Cilla menggelengkan kepalanya. Dasar gila! Bisa-bisanya sekarang ia malah cemburu ke Zachri dan pekerjaan Januar?
Benar. Januar pamit dengan alasan pergi bekerja. Walau Cilla masih tidak tahu apa pekerjaan Januar sekarang karena pria itu benar-benar tidak ingin memberitahukannya. Ya asal bukan pembunuh bayaran atau kriminal, Cilla tidak keberatan.
"Cil." Senggol Tyas membuat Cilla menoleh.
"Hm?" Dehem Cilla menyeruput kopi ditangannya. Tyas sudah tahu mengenai perkembangan hubungannya Cilla dan Januar. Tentu ia harus jadi yang paling update karena hubungan Cilla dan Januar juga berhubungan dengan hubungan asmaranya.
"Besok tanggal empat bulan tujuh." Ucap Tyas. Cilla melirik Tyas sekilas dan mengangguk. "Trus?" Tanyanya. Tyas menghela nafas pelan.
"Sial!" Pekik Cilla. Tyas mengangguk. "Gue males banget sumpah." Keluh Tyas. Cilla segera meletakkan gelas kopinya dan mengepol rambutnya asal.
"Gue belum beli hadiah lagi! Mampus deh!" Panik Cilla. Tyas tersenyum kecil.
"Tada!" Tyas mengangkat paper bag yang ia pegang. "Ini apa?" Tanya Cilla.
"Hadiah yang bakal lo bawa ke ulang tahunnya Oma." Jawab Tyas. Cilla tersenyum lebar lantas memeluk Tyas erat.
"Memang Tyas yang paling bisa diandelin! Makin sayang gue! Muach!" Ucap Cilla mencium pipinya Tyas membuat Tyas menutup matanya dan tersenyum bangga.
"Gue tau lo pasti lupa, makanya gue uda nyiapin duluan." Tanggal empat bulan tujuh itu seperti hari raya untuk keluarga Darmaris. Seluruh anggota keluarga berkumpul dihari itu untuk merayakan ulang tahun Omanya Tyas. Oma Farah.
"Thank you banget, Ty!" Cilla menerima paper bag itu dan membukanya.
"Syal?" Tanya Cilla. Tyas mengangguk. "Minggu depan, Oma mau ke rumah Aunty Sarah. Di sana kan lagi dingin banget." Info Tyas. Cilla mengerutkan dahinya bingung.
"Lama?" Tyas menggeleng.
"Dua mingguan." Jawab Tyas.
"Emang suaminya oke-oke aja?" Tanya Cilla. Seluruh keluarga tahu sebrengsek apa suaminya Aunty Sarah.
"Mau cerai mereka." Cerita Tyas. Kedua mata Cilla membelalak besar. "Hah?!" Tyas mengangguk.
"Gue juga baru tau dari Papa semalem. Oma kesana juga buat nemenin Aunty Sarah di rumah barunya." Cerita Tyas.
"Kasian dong Sisi dan Dodo." Ujar Cilla. Tyas mengangguk. "Ya mau gimana! Gue kalau jadi Aunty Sarah juga uda lama itu orang gue cerai-in! Dia selingkuh, kdrt, nilep uang perusahaan! Bajingan banget huh! Jadi gue yang kesel!" Ungkap Tyas. Cilla mengangguk mengerti.
Tyas punya tiga Aunty dan satu Uncle. Papa Harry anak kedua. Anak pertama dipanggil Uncle Daniel. Anak ketiga Aunty Reva, anak keempat Aunty Sarah, dan anak bungsu Oma Farah dipanggil Aunty Della. Tidak semua anggota keluarganya Tyas menerima Cilla.
Bahkan ada yang bilang, "Mas yakin mau adopsi temennya Tyas itu? Zaman sekarang anak angkat juga bisa jadi kriminal loh mas. Amit-amit mas sekeluarga bisa digorok." Nah. Cilla lupa siapa yang bilang begini.
Setiap tahun, Aunty-Auntynya itu suka nyinyir. Makanya Tyas males banget, tapi ya demi bertemu dengan Oma Farah.
"Gue balik ya, Cil." Pamit Tyas. Cilla melirik bingung Tyas. "Cepet banget? Kan baru sampe?" Tyas mengangguk dan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...