“Semua.. mulai besok, mba cilla ini akan bekerja disini sebagai GM marketing and communication menggantikan mba dita.” Ucap Dion. Cilla mengangguk dan membungkukkan kecil bagian atas tubuhnya.
“Saya cilla. Mohon bantuannya semua.” Ujar Cilla tersenyum manis kearah mereka.
“Jangan khawatir, saya akan bantu kamu.” Ujar Dion. Harry tersenyum puas.
“Dion ini masih muda tapi hebat sekali loh, cill, ty.” Ujar Harry membuat Dion tersenyum malu. “Ah! Bapak bisa aja.” Ujar Dion membuat Harry tertawa.
“Sudah menikah mas?” Tanya Tyas. Dion melirik Tyas dan menggeleng. “Belum mba. Belum ada jodohnya.” Ucap Dion.
Harry mengangguk. “Itu yang bikin papa heran. Kok bisa belum menikah ini si dion. Ganteng gini, mapan, kerjanya juga bagus, anaknya juga baik. Kok malah belum menikah toh?”
Dion tertawa. “Namanya juga jodoh pak, gatau kapan dan dimana ketemunya.” Balas Dion. Harry kembali tertawa, lantas melirik Cilla. Sebuah senyuman yang tidak bisa diartikan muncul di pikirannya Harry.
“Yasudah, saya mau ajak cilla keliling lagi. Nanti malam kamu ada janji?” Tanya Harry. Dion menggeleng. “Engga pak.”
“Kebetulan! Makan malam bersama kita ya?” Ajak Harry. Dion dengan senang hati menyetujui. Memang pintar sekali mengambil hati atasan ini Dion.
Setelah dari gedung Darmaris Food, Harry mengajak Cilla ke gedung perusahaan yang lain. Namun anehnya, Harry kerap menyinggung Dion.
“Dia juga lulusan kampus terkenal loh cil. Dari Oxford dia. Hebat anaknya.” Tyas sudah merasakan ada yang aneh dengan papanya ini.
Bahkan saat mereka makan siang bersama pun, Harry belum siap memuji Dion. “Orang tuanya juga orang-orang yang baik. Papa sudah pernah bertemu dua kali. Mereka murah hati sekali.” Ucap Harry.
“Pa, papa suka sekali ya sama mas dion itu?” Tanya Tyas. Harry mengangguk cepat. “Suka banget! Andai aja menantu papa kaya dia. Kalian itu harus cari calon suami yang seperti dion. Ya?” Ucap Harry. Nah nah! Tyas uda tahu ini kemana arah pembicaraan si Papa.
Dasar papa! Mau jodohin Cilla ke Dion ini mah ceritanya!
Gawat Januar! Siaga satu! Siaga satu!
Ponsel Tyas berdering nyaring. Kedua mata Tyas membelalak melihat siapa yang meneleponnya.
“Bentar ya pa, tyas ngangkat telpon dulu.” Harry mengangguk dan masih menceritakan point-point baik tentang Dion. Tyas melirik Cilla. Semangat cil, jangan sampai lo terbuai, plis. Lindungi percintaan gua. Ini kata hati Tyas sebelum bangkit dan menjauh untuk mengangkat panggilan dari Januar.
“Halo tyas?” Suara Januar terdengar dari seberang.
“Halo? Lo kok nelpon gue sekarang sih januar? Kan gue bilang tunggu gue yang nelpon lo dulu!” Ucap Tyas.
“Lo dimana?” Tanya Januar.
“Mall akri. Lagi makan siang di tabemasu. Nanti gue telpon lo ya, bentar nunggu bokap gue balik dulu!” Jawab Tyas.
“Sorry. Gue ga bisa nunggu lebih lama lagi. Saya harus ketemu cilla sekarang.” Tit! Anjir! Dimatiin teleponnya!
“Jan! Janu! Anjing lah!” Mati sudah! Mati! Kalau sampai Harry bertemu dengan Januar sekarang? Bisa mati sudah harapan Tyas bersama dengan Abyaz. Januar ini ga sabaran banget sih ah!
Tyas kembali dengan wajah khawatir yang ketara sampai Harry bertanya, “Kenapa ty?”
“Haa? Engga pa! Ini eum.. salah sambung!” Harry hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...
