Cilla berlari mendekat ke ruang tunggu rumah sakit, wajahnya tampak panik. “Mas Januar gimana? Baik-baik aja kan?” Tanya Cilla. Semua keluarga Januar bisa Cilla lihat hadir disini. Termasuk Ibunya Januar yang menangis di pelukan Ayahnya Januar.
“Cilla? Kenapa kamu di sini?” Tanya Dewi, bangkit dari pelukannya Brahma.
“Ayana yang ngasih info, Ma. Tadi Cilla nelpon ke hp Mama.” Cilla mengenal wanita itu sebagai kakak iparnya Januar, Istri dari August.
Cilla menahan napas sejenak, mencoba menenangkan diri. “Bagaimana keadaannya Mas Januar, Ma?”
“Untuk apa kamu peduli? Kamu meninggalkan Januar disaat-saat terburuknya!” Bentak August, membuat Ayana mencoba menenangkannya.
“August!” Hardik Dewi. Mengusap air matanya, Dewi mendekati Cilla.
“Memang benar kan, Ma! Janu di hujat dan dimaki oleh semua orang dan memilih turun dari ahli waris karena wanita itu kan?” Tunjuk August ke Cilla. Cilla kaget tentu saja. Tidak tahu bahwa Kakaknya Januar punya pikiran yang lain mengenai dirinya.
“Maafin August, Cilla. Mama senang kamu datang.” Tangan Dewi terulur untuk menggenggam kedua tangannya Cilla. “Maaf, Mama izin bertanya.. Apa kalian kembali bersama?” Tanya Dewi ragu.
Cilla memejamkan matanya sejenak, lalu mengangguk. “Iya, Ma. Kami tidak ingin membuat kegaduhan, jadi belum sempat memberitahu. Tapi saat ini, yang paling penting adalah keadaan Mas Januar. Apakah dia baik-baik saja?” Kedua mata Cilla berkaca-kaca. Ia sedang berusaha menahan tangisannya sekuat mungkin.
Ayah Januar, Brahma melihat Cilla dengan tatapan campur aduk, “Dia masih ditangani. Dokter sedang berusaha sebaik mungkin. Yang bisa kita lakukan hanya berdoa sebaik mungkin.”
“Boleh Cilla tetap disini, Ma?” Tanya Cilla menatap Dewi dengan tatapan memohon. Dewi mengangguk.
“Tentu, Sayang. Janu pasti senang melihat kamu setelah dia bangun.” Ucap Dewi memeluk Cilla. Mendengar tangisan Dewi, Cilla tidak kuat lagi menahan tangisnya. Akhirnya ia ikut pecah disana. August yang melihat mereka hanya bisa diam.
Dokter keluar dari ruang perawatan dengan wajah tenang. “Keluarga Januar?”
Brahma bergegas mendekati dokter. “Iya, Dokter. Bagaimana keadaannya?”
Dokter tersenyum kecil. “Alhamdulillah, Januar sudah melewati masa kritis. Dia mengalami beberapa luka ringan dan cedera, tetapi tidak ada yang mengancam nyawa. Kami akan terus memantau kondisinya, tapi sejauh ini, semuanya terlihat baik.”
Dewi bernafas lega. “Syukurlah, terima kasih banyak, Dokter.”
Cilla menangis lega. Kedua kakinya serasa melemas. Kalau saja August tidak menangkapnya, Cilla rasa belakang kepalanya pasti sudah berciuman dengan lantai. “Bolehkah aku melihatnya?” Tanya Cilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...