Chapt 40 ; Berhenti

2.2K 172 17
                                        

Selesai memeluk Cilla, Januar tersenyum seperti orang bodoh, membuat Cilla kesal saja rasanya.

“Ini kenapa mukanya? Kok jadi gini? Jelek banget tau!” Ucap Cilla. Januar memegang dadanya. “Aduh! Sakit banget!”

“Hah? Mana yang sakit? mana?” Panik Cilla.

“Hati aku sakit, kamu bilang aku jelek.” Lirih Januar. Cilla berdecak dan memukul dada Januar tapi Januar menangkap tangannya Cilla.

“Beneran sakit cil. Sakit karena ga bisa lihat kamu hampir seminggu gini.” Ungkap Januar. Cilla melirik Januar. Bingung ini bossnya--eh. Mantan bossnya habis makan apa.

“Tck!” Cilla menarik tangannya dari genggaman Januar. Bercanda mulu.

“Kabar kamu baik?” Tanya Januar. Cilla mengangguk. “Baik. Bapak gimana?” Tanya Cilla. Januar menggeleng.

“Engga. Gaada kamu sih.” Jawab Januar. Cilla memutar malas kedua bola matanya.

“Apasih? Sebel banget! Gausah ngalihin pembicaraan ya. Itu jelasin dulu kenapa mukanya jadi gitu!” Kesal Cilla.

“Abis adu tinju.” Jawab Januar.

“Sama siapa?” Tanya Cilla. Prihatin dengan memar-memar diwajahnya Januar.

“Satpam depan komplek.” Jawab Januar asal. Cilla berdecak. Ingin berjalan menjauh tapi Januar menahannya. Tidak lagi ingin membiarkan Cilla pergi darinya. Beberapa hari saja sudah cukup menyiksanya.

“Mau kemana!” Panik Januar.

“Ya habisnya! Bercanda mulu! Saya mau pulang aja kalau gitu!” Hardik Cilla sebal. Januar menggeleng. “Iya maaf-maaf, sama devan.” Jawab Januar jujur.

“Hah?! Kok bisa?! Sini duduk dulu, biar saya lihat.” Ujar Cilla menarik tangan Januar untuk mendudukkannya diatas kursi.

“Dia ngomong yang engga-engga tentang kamu. Aku gatahan, ya uda aku hajar aja.” Ujar Januar.

“Hah? Biarin aja pak! Yaampun! Jadi memar-memar gini kan! Uda dipakein obat?” Tanya Cilla. Januar menggeleng. Padahal mah udah tadi sama Zachri. Modus banget.

“Ih! Kok belum sih! Yauda tunggu sini, saya beli salep dulu.” Ucap Cilla. Januar menggeleng cepat. “Jangan. Jangan pergi.” Ujar Januar. Cilla tersenyum kecil.

“Beli salep doang pak, ini di market doang.” Ucap Cilla. Januar menggeleng.

“Tapi ini harus di obatin pak. Tunggu disini sebentar, sebentar aja.” Akhirnya Januar membiarkan Cilla pergi. Cilla benar-benar kembali dengan sebuah plastik yang berisi salep untuk mengobati memar.

Cilla segera membuka salep itu dan mengoleskannya ke wajahnya Januar.

“Aw!” Ringis Januar. “Sakit kan? Sok hebat sih!” Omel Cilla mengobati bagian lain wajah Januar dengan sedikit menekannya membuat Januar meringis kesakitan.

“Sakit cil..” Melas Januar. Cilla meniup kecil memar tersebut dan mencebikkan bibirnya.

“Sok jagoan sih.” Ejek Cilla. Januar mengerucutkan bibirnya sok sedih habis diomelin Cilla.

Januar tiba-tiba saja memeluk Cilla yang sedang mengobati wajahnya.

“Apasih!” Ujar Cilla melirik ke sekitar.

“Lepas ah pak! Malu ini diliatin orang-orang.” Ucap Cilla. “Malu apa? Biarin aja. Satu dunia juga tau, kamu pacar aku.” Balas Januar. Ya ga salah sih.

“Iya. Satu dunia juga tau bapak punya hubungan sama aktris terkenal itu.” Balas Cilla kembali menekan memarnya Januar.

“Aw!”

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang