"Mantan pacar kamu lucu ya, cil." Ucap Dion setelah Cilla selesai melaporkan rencana anggarannya pada pagi ini.
"Lucu kenapa pak?"
"Eum.. kaya kucing hitam dia." Jawab Dion. Cilla tertawa. Kucing? Dilihat dari mana? Bukan singa tapi kucing?
Mari kita kembali ke kejadian semalam.
Januar mau tidak mau harus numpang sama Dion karena Cilla tidak mengizinkannya menginap dan pria disampingnya ini dengan sok baiknya malah menawarkan tumpangan untuknya.
"Hubungan lo sama cilla apaan?" Tanya Januar sesaat setelah ia duduk di samping Dion. Dion tersenyum kecil.
"Bukannya saya sudah bilang tadi? Calon pacar." Januar berdecak.
"Atas persetujuan siapa? Cilla keliatan ga setuju tuh."
"Persetujuan pak harry." Sial. Januar kehilangan kata-katanya. 0-2.
Dion mencoba menahan tawanya melihat ekspresi sepetnya Januar.
"Saya chief marketing officer di darmaris food." Ucap Dion. Januar menoleh ke Dion.
"Jadi bossnya cilla?"
Dion mengendikkan bahunya. "Kurang lebih begitu."
"Gimana cilla di kantor? Sudah bisa beradaptasi?" Tanya Januar. Dion tersenyum tipis.
"Dia hebat. Sangat hebat." Januar tersenyum bangga saat Dion memuji Cilla.
"Dia cepat sekali beradaptasi. Baru dua hari bekerja, dia sudah bisa mengatur rencana anggaran." Lanjut Dion. Januar mengangguk puas.
"Tapi untuk apa mantan pacar penasaran bagaimana mantan pacarnya beradaptasi di lingkungan baru?" Tanya Dion. Januar berdecak malas.
"Ya suka-suka gua lah." Ketus Januar. Dion tertawa.
"Apa sih! Gausah ketawa-ketawa. Lihat jalan yang bener!" Hardik Januar. Kaya kucing hitam kan?
"Kamu mantan bossnya cilla kan?" Tanya Dion. Januar mengangguk kecil. "Hm."
"Dulu bagaimana dia di kantor?"
"Cilla? Kinerja cilla luar biasa. Dia semangat sekali mengerjakan pekerjaannya. Sudah banyak sekali kontrak yang dia dapatkan. Dia juga terkenal dikalangan orang yang lebih tua. Kata mereka dia menantu idaman, jadi kalau mau teken kontrak sama yang lebih tua, bawa aja Cilla. Dia gampang ngambil hati orang tua." Cerita Januar sembari tersenyum penuh cinta. Bisa Dion lihat sesuka apa Januar kepada Cilla.
Lantas mengapa mereka putus? Tentu Dion sudah tahu alasannya. Harry tidak suka dengan Januar. Sejauh ini, ini alasan terbesar yang dia tangkap.
"Cilla juga--" Januar menutup mulutnya saat sadar bahwa ia tidak boleh menceritakan lebih banyak tentang Cilla. Ini rivalnya loh! Bisa aja Dion mengumpulkan data tentang Cilla darinya. Bahaya!
"Kok berhenti?" Tanya Dion.
"Uda lah. Lo ga perlu tau banyak soal cilla." Ucapnya. Dion tertawa. Posesif sekali Januar ini.
"Gue berhenti disini aja." Ucap Januar.
"Tidak usah. Saya antar sampai rumah saja. Ini kan janji saya dengan cilla." Januar lebih kesal lagi karena Dion mengantarnya untuk Cilla.
"Uda berhenti aja disini." Ujar Januar bersikeras. Akhirnya Dion menghentikan mobilnya.
"Thanks buat tumpangannya." Ucap Januar. Setidak suka apapun, Dion sudah mengantarnya.
"Eh tunggu!" Pekik Januar saat Dion akan kembali menjalankan mobilnya.
Dion membuka kembali kaca mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Lãng mạn[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...
